IndonesiaOne.org – Menjaga keharmonisan dan kedamaian dalam suatu keluarga merupakan keinginan semua orang yang telah membina bahtera rumah tangga. Tapi faktanya tidak semua keluarga mengalami kondisi yang kondusif. Ada saja permasalahan, tantangan, dan juga konflik yang terjadi. Biasanya hal itu terjadi karena ada kesalahpahaman dan saling menuntut satu sama lain.
Untuk mengakhiri ketidakharmonisan yang terjadi, dibutuhkan sifat yang harus terus kita jaga dan tumbuhkan, yaitu sifat yang rela berkorban. Rela berkorban bukan berarti melakukan pengorbanan dengan bersungut – sungut, tapi justru dengan sukacita. Jika sifat ini dipertahankan dalam keluarga, maka keluarga yang ada akan bertumbuh dalam keharmonisan.
Anda akan menjadi orang yang sangat dinantikan dan dibambakan. Sebab kehadiran Anda membawa damai dan solusi bagi setiap permasalahan keluarga. Sayangnya, sifat rela berkorban sudah semakin terkikisi. Justru sifat mementingkan diri sendiri yang bermunculan. Itulah yang menjadi salah satu penyebab rumah tangga tidak harmonis.
Contoh seperti apa yang bisa menggambarkan sifat rela berkorban?
Misalkan sang suami mau mengambil alih tugas istri di rumah seperti menyuci, mengepel, dan bebersih rumah. Dengan tujuan agar sang istri istrahat dan menikmati waktu santai sejenak untuk memulihkan tenaganya. Bahkan sang suami mau belajar masak makanan kesukaan istrinya. Itu adalah contoh – contoh sederhana dari sifat yang mau berkorban.
Memang, terkesan kepala rumah tangga (suami) yang lebih dituntut untuk berkorban. Benar! Sebab sudah semestinya suami menjadi contoh dan teladan dalam rumah tangga. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga bukanlah hal yang memalukan. Justru sebagai kebanggaan karena dapat bermanfaat bagi kehidupan berkeluarga. Harmonis itu pilihan! Jangan ragu untuk berkorban, karena pengorbanan Anda tidak akan pernah berakhir sia – sia.