Dunia anak adalah dunia yang identik dengan bermain. Menurut KBBI, bermain berasal dari kata main /ma.in/ yang memiliki arti melakukan permainan untuk menyenangkan hati atau melakukan kegiatan untuk bersenang-senang (dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak). Bila ditinjau lebih jauh, selain definisi tersebut sebenarnya banyak manfaat positif lain yang dapat diperoleh dari bermain, salah satunya yaitu meningkatkan intensitas gerak motorik yang dapat memengaruhi tumbuh kembang dan kesehatan anak.
Permainan-permainan modern yang berkembang sekarang ini umumnya memanfaatkan fungsi dari ponsel pintar atau laptop dan visual grafis permainan yang membuat anak malas bergerak dan hanya duduk sepanjang hari di depan gawainya. Gim daring sebenarnya dapat membantu meningkatkan daya pikir dan kreatifitas anak dalam menyelesaikan masalah, namun untuk manfaat dari segi aspek motorik akan sulit diperoleh apabila anak hanya aktif memainkan ponselnya.
Selain kelompok permainan modern ada pula kelompok permainan tradisional yang akrab di masyarakat namun perlahan mulai terlupakan. Indonesia memiliki beragam jenis permainan tradisional, permainan ini memiliki perbedaan jenis, nama, maupun cara bermain bergantung pada adat istiadat daerah atau suku setempat. Selain mengajarkan gerakan fisik dasar seperti melompat, berlari dan melempar melalui permainan tradisional, anak juga diajarkan sikap sportif dan kerjasama.
Unsur-unsur yang terkandung dalam permainan tradisional seperti kelincahan, koordinasi, kecepatan dan ketangkasan juga dapat membuat anak bermain dengan bergerak secara lincah dan senang. Sehingga, tidak hanya otak, namun juga seluruh anggota tubuh dapat bergerak aktif ketika memainkan permainan tradisional. Beberapa permainan tradisional yang dapat dimainkan untuk meningkatkan gerak motorik anak antara lain lompat tali, gobak sodor, engklek, engrang, balap bakiak, kasti, kelereng dan tarik tambang.
Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar! (Awd/ed.SF&AW)