Permainan Gasing

Sedikit Mengulik Permainan Tradisional: Gasing

Bagikan Artikel ini :

Halo, sobat TGR! 

Ada banyak ragam permainan tradisional di Indonesia yang dapat kita mainkan. Nah, kali ini kita akan membahas salah satu permainan tradisional yang populer, yaitu gasing. Bagaimana gasing dimainkan di masyarakat? Yuk kita simak!

Hingga kini belum diketahui secara pasti awal mula permainan gasing di wilayah Nusantara. Meski begitu, permainan ini sudah menyebar di seluruh Indonesia dan setiap wilayah memiliki cerita tersendiri mengenai perkembangan gasing di negeri kita.

(Dokumentasi TGR Community, 2019)

Bagi orang Melayu, terdapat dua pendapat mengenai bagaimana awal mula permainan gasing dimainkan. Sebelum bentuk gasing saat ini, masyarakat menggunakan buah berembang yang banyak tumbuh di sekitar pesisir pantai. Buah berembang berbentuk bulat dan lancip di bagian tengahnya. Sebagian dari mereka juga menyakini permainan gasing barawal menggunakan cangkang telur yang cara memainkannya dengan diputar. Pemenangnya dilihat dari cangkang telur yang berputar paling lama. Lambat laun, permainan gasing menggunakan buah berembang dan telur diubah dengan menggunakan kayu berbentuk bulat dan diberi tali seperti bentuk gasing sekarang ini.

(Dokumentasi TGR Community, 2019)

Gasing juga diyakini sudah ada sejak Zaman Belanda di Kesultanan Riau Lingga saat dipimpin oleh Raja Ali Haji (1808-1873). Dalam Kitab Pengetahuan Bahasa, Kamus Logat Melayu Johor Pahang Riau Lingga yang ditulis oleh Raja Ali Haji menyebutkan kosakata yang berhubungan dengan permainan gasing. 

Pada halaman 82 dalam kitab tersebut terdapat kosakata ‘alit‘. ‘Alit‘ bermakna tali pemusing gasing yang dililitkan pada kepala gasing atau tangkai gasing. Selain itu, halaman 199 terdapat kosakata ‘bindu‘ yang diartikan sebagai perkakas untuk membulatkan kayu atau lainnya. Ini digunakan dalam proses pembuatan gasing. Dalam tulisan Raja Ali Haji masih terdapat istilah lain yang berkaitan dengan permainan gasing. Istilah-istilah seperti ‘larik‘ dan ‘bindu‘ menggambarkan bahwa permainan gasing sudah dimainkan pada abad ke-19 semasa hidup Raja Ali Haji. Tetapi, tidak menutup kemungkinan gasing juga sudah dimainkan sebelum abad ke-19.

(Dokumentasi TGR Community, 2019)

Berawal dari bahan sederhana untuk bermain gasing seperti menggunakan buah, biji atau telur yang berbentuk bulat, muncul pemikiran menggunakan gumpalan tanah liat yang dibentuk bulat dan dipasak bagian atas dan bawah. Cara pemutarannya mula-mula hanya dengan dua jari (ibu jari dan telunjuk) atau dua tangan. Perkembangan selanjutnya pintalan benang atau tali rami dijadikan alat pemutar yang dililitkan pada pasak gasing di bagian atas. Tali tersebut berguna untuk menarik atau melepas gasing saat dihempas ke tanah. Begitu juga bahan untuk membuat gasing berkembang menggunakan kayu atau bambu. Bentuk yang dibuat pun beragam tidak hanya bundar saja, melainkan ada bentuk kerucut, bulat pipih, bulat lonjong, silinder, ada pula berbentuk seperti jantung dan piring terbang.

Meluasnya penyebaran gasing di wilayah Nusantara dengan beragam istilah penamaan dan bentuk menjadikannya menjadi permainan tradisional hingga sekarang. Memiliki manfaat sebagai media dalam meningkatkan hubungan sosial dalam masyarakat bagi anak-anak. Lupakan Gadget-mu, Ayo Main di Rumah! (INT/ed.SF)

REFERENSI:

Arman, Dedi. (2019). Gasing Jantung Ada Dimana-Mana. Dikutip dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/6142-2/. Diakses 15 Februari 2021.

Larasati, T. A. (2011). Kekehan: Permainan Gasing Daerah Lamongan. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

gambar : kartacraft

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *