Jangan anggap remeh kegiatan memasak. Memasak bukan sekedar mengolah bahan makanan mentah menjadi makanan siap santap belaka. Ada sebuah proses yang harus dilalui untuk menghasilkan suatu makanan yang nikmat dan lezat yang ternyata memiliki manfaat besar bagi yang melakukannya.
Berikut ini adalah 6 manfaat yang jarang kita sadari dan diperoleh ketika kita memasak :
1. Melatih kesabaran
Melatih kesabaran? Dengan memasak? Bagaimana caranya? Bagi orang-orang yang kesabarannya cuma bertahan sampai hitungan ke tiga, memasak adalah sebuah terapi untuk melatih kesabarannya. Ketika memasak, kita akan menjumpai tidak semua masakan dapat diolah dengan api yang besar. Kadang kala kita perlu api yang kecil untuk menghasilkan masakan yang nikmat, yang artinya akan memerlukan banyak waktu pengerjaan dan kesabaran di dalamnya. Karena tanpa kesabaran, kita akan tergoda untuk membesarkan api kompor agar masakan cepat matang. Tapi hasilnya tentu saja akan berbeda.
Contohnya : rendang yang di masak tanpa kesabaran akan beda rasanya dengan rendang yang dimasak dengan penuh rasa sabar. Sebagai catatan bagi yang belum pernah memasak rendang : rendang harus dimasak dengan api kecil dengan tujuan bumbu menyerap sempurna ke dalam daging dan daging juga menjadi lebih empuk.
Mulailah mencoba memasak menu masakan yang memerlukan proses panjang dan lama, dan tetaplah setia pada prosesnya, jangan sekali-kali tergoda untuk mempercepatnya, karena disitulah proses kesabaran ditanamkan hingga menjadi gaya hidup.
2. Manajemen waktu yang baik
Pernah menyaksikan acara lomba memasak, seperti Master Chef contohnya? Di dalam lomba tersebut, dalam kurun waktu yang telah ditentukan, para peserta harus mampu menghasilkan suatu masakan, bahkan terkadang dalam beberapa episode mereka harus mampu memasak beberapa jenis masakan dengan bahan makanan dan perlengkapan dapur yang ada.
Kadang kala kita menyaksikan ada beberapa peserta yang kesulitan untuk menyelesaikan masakannya dikarenakan ketidakmampuan mereka dalam mengelola waktu yang ada dan juri selalu mengingatkan para peserta untuk selalu menggunakan waktu yang ada dengan maksimal.
Ketika kita kesulitan untuk mengelola waktu dengan baik dalam kesaharian kita terutama dalam pekerjaan kita, kita dapat melatihnya di dapur. Anggap saja dapur adalah tempat pelatihan kita. Kita menantang diri kita untuk menghasilkan beberapa jenis masakan dalam kurun waktu tertentu, dan mulai mengatur waktu untuk membersihkan setiap bahan, penggunaan tungku kompor dengan maksimal dan pengolahan api yang tepat sehingga kita akan menyelesaikan semua hidangan tepat waktu.
Mungkin awalnya, kita masih akan kerepotan, tapi semakin kita sering berlatih, kita akan semakin menguasainya dan kita akan mendapati kita mampu menyelesaikan masakan lebih cepat dari waktu yang ditentukan atau bahkan dengan waktu yang ada kita bisa menghasilkan satu lagi jenis masakan.
Tanpa kita sadari, kemampuan kita dalam memanejemen waktu akan terbawa dalam keseharian kita, ketika kita bekerja, ketika kita mengerjakan tugas-tugas rumah, dan lain sebagainya.
3. Memunculkan kreatifitas
Di ajang lomba Master Chef ada episode yang dinamakan invention test. Di situ peserta akan diberikan bahan makanan yang tidak mereka ketahui sebelumnya dan mereka harus mengelola bahan-bahan tersebut menjadi sajian makanan baru. Apa yang mereka perlukan? Kreatifitas!
Seringkali bahan yang diberikan adalah bahan-bahan yang sangat sederhana atau bahan-bahan yang tidak masuk akal. Tapi para juri tetap menuntut hasil masakan yang spektakuler dari bahan-bahan tersebut. Dalam keterbatasanlah, kreatifitas akan muncul. Otak yang tidak terbiasa memunculkan ide akan dipaksa untuk memunculkan ide-ide, memunculkan semua potensi kreatifitas yang ada di dalam diri.
Bagi yang selama ini merasa diri harusnya bisa menjadi pribadi yang penuh kreatifitas, tapi saat ini belum mencapainya, bisa melatihnya dengan memasak. Buka lemari pendinginmu, lihat apa yang ada di dalamnya, lihat isi dapurnya, pikirkan masakan apa yang bisa kamu hasilkan dari bahan-bahan yang ada. Jadilah kreatif.
Yang tak menemukan apapun di dalam kulkas dan didapurnya, jangan bersedih, apalagi sampai guling-gulingan di lantai. Pergilah ke pasar, beli bahan makanan dengan budget murah, dan hasilkan masakan lezat dari bahan-bahan tersebut. Yang enak tak selalu harus mahal. Yang terpenting, kamu terus melatih kreatifitasmu.
4. Melatih indera perasa
Ada beberapa orang yang menghindari memasak karena tidak bisa merasa apakah rasa suatu masakan sudah pas atau belum. Sehingga ketika mereka memasak, selalu saja ada rasa yang kurang. Kurang asin, kurang manis, kurang asem, kurang ini dan kurang itu. Lalu akhirnya memutuskan untuk berhenti memasak.
Pertanyaannya : apakah indera perasanya akan terlatih ketika ia memutuskan untuk berhenti? Tentu saja tidak. Dari selamanya sampai selamanya, ia tidak akan tahu bagaimana rasa dari sebuah rasa yang pas.
Di dalam proses memasak, ada proses menambahi atau mengurangi sesuatu sampai diperoleh rasa pas. Ketika kita terus memasak, di satu titik kita akan menemukan rasa yang pas, kita akan mencicipinya, dan otak kita akan mengingat rasa itu, sehingga ketika kita mengulang masakan yang sama, dan mencicipinya, indera perasa kita akan mengirimkan sinyal ke otak kita hingga kitan mengingat rasa yang tersimpan di memori otak kita dan mencocokkannya. Ketika cocok, itu artinya, indera perasa kita terus semakin baik.
5. Menghemat biaya dan bisa menabung
Memasak tentunya jauh lebih murah daripada makan di restoran. Apalagi bumbu masakan dan bahan baku yang ada di Indonesia, terbilang sangat murah. Hanya bermodalkan biaya Rp.5000 saja kita sudah bisa membuat sop yang nikmat. Apalagi jika anda menyukai tempe dan tahu serta sayur, anda hanya cukup mengeluarkan uang 15 – 20 ribu saja maka sudah dapat menjadi bahan makan selama dua hari. Soal rasa, kita bisa mengelolanya dengan bumbu yang menjadi kesukaan kita. Jadi, ada banyak penghematan yang bisa dilakukan saat memasak. Uang sisa yang ada pun bisa untuk ditabung.
6. Memunculkan rasa bahagia
Arti kata bahagia menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ialah keadaan atau perasaan senang dan tentram. Tapi tak perlu jauh-jauh pergi ke Norwegia (negara paling bahagia menurut PBB tahun 2017) untuk menjadi orang yang bahagia. Cukup pergi ke dapur, mulailah memasak untuk orang-orang yang kamu kasihi. Tak harus makanan mewah dan mahal. Masaklah makanan sederhana dengan sepenuh hatimu. Dan kamu akan dapati kamu akan tersenyum bahagia ketika menyaksikan orang yang kamu kasihi menikmati hasil masakanmu.
Jangan ragu untuk mencoba resep-resep baru yang belum pernah kamu buat. Nikmati semua proses dan langkah yang ada, karena akhirnya kamu akan mendapati kamu semakin mahir, kemampuanmu meningkat, seiring dengan itu, kebahagiaanmu akan semakin bertambah.
Jadi, tunggu apa lagi? Selamat memasak!