Wawancara Eksklusif Mantan Lesbian Yang Sudah Sembuh !!!

Bagikan Artikel ini :

IndonesiaOne.org – Banyak yang menganggap bahwa LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender) itu tidak bisa disembuhkan, bahkan ada banyak statement yang menyatakan ini adalah jati diri yang harus diterima. Penelitian anatomi dan berbagai penelitian lainnya pun dilakukan guna mencari tahu kebenaran hal tersebut. Dari penelitian-penelitian tersebutlah akhirnya dijadikan sebagai pijakan bagi para kaum LGBT untuk menyuarakan keberadaan mereka.

Lalu apakah benar kaum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender itu tidak bisa disembuhkan ?? Sebelum terburu-buru menjawab pertanyaan itu, mari kita luangkan waktu untuk membaca wawancara mengenai kesaksian mantan lesbi yang mengaku telah menjadi lesbian selama kurang lebih hampir 40 tahun dan kini sudah kembali normal !!”

** Berikut wawancara ekslusif dengan Ibu Ully mantan lesbian yang telah pulih ***

Sebelum memulai pertanyaan, kenapa ibu Ully bersedia untuk menceritakan masa kelam ibu yang dulunya sebagai seorang lesbi ?? Padahal bagi banyak orang ini adalah hal yang tabu ??

“Karena saya mengasihi rekan, sahabat saya yang masih hidup dalam ikatan roh gay dan lesbian”

Baik, sejak umur berapa ibu menyadari jika ibu menyukai sesama jenis ?? Jika boleh tahu, apa akar penyebab ibu menyukai sesama jenis ??

“Dari umur 7 tahun, usia SD. Ini mungkin salah satu penyebabnya: Bapa saya meninggal dunia saat saya berusia 3 bulan dan mama saya menikah lagi. Saya memiliki bapa tiri yang selalu mempelakukan saya dengan sangat kasar, saya sering dipukulin, selalu disiksa seperti dia memperlakukan seorang anak laki2.

dr situ saya mulai punya satu pemikiran, kenapa saya harus jadi perempuan? Kalau saya jadi laki2 seperti bapa tiri saya, saya bisa memperlakukan perempuan seperti bapa tiri saya memperlakukan saya. Dan saya mulai menumbuhkan pikiran dan perasaan itu dalam hidup saya, sampai itu jadi berakar kuat dalam perasaan dan pikiran saya.”

Kalau saya jadi laki2 seperti bapa tiri saya, saya bisa memperlakukan perempuan seperti bapa tiri saya memperlakukan saya” perlakuan seperti apa yang ibu maksud ?? Apakah melakukan kekerasan juga kepada perempuan atau justru timbul sifat kemaskulinan untuk melindungi wanita ??

“Saya tidak melakukan kekerasan kepada perempuan, tapi saya menjadi maskulin utk melindungi wanita, sehingga wanita tidak diperlakukan seperti saya.”

Berarti jika kami boleh menyimpulkan, perasaan pada sesama jenis ini terjadi karena konflik yang terjadi di dalam keluarga ?? Lalu pada saat itu bagaimana perasaan ibu kepada bapa tiri itu ??

“Ada rasa benci, marah terhadap bapa tiri saya. Yg membuat saya semakin benci terhadap bapa tiri saya, Saat saya usia 10 tahun, mama saya meninggal, saya tinggal dgn bapa tiri saya, saat itu dia juga mau perkosa saya, tapi saya bisa lawan, saya akhirnya pergi meniggalkan rumah, saya tinggal sama dgn om,kakak dari mama saya”

Setelah ibu kabur meninggalkan bapa tiri itu dengan jiwa yang penuh dengan konflik dan terluka, bagaimana kehidupan ibu selanjutnya ??

“Saya bertumbuh dengan sifat dan perilaku yg menyimpang. Saya suka dgn sesama jenis,dan saya mulai hidup dalam tekanan perasaan yg saya miliki, ada rasa sedih, rasa marah, rasa tidak ada yang memperdulikan saya, saya benar2 bertumbuh dalam satu kondisi yg sangat labil.”

Lalu sejak kapan ibu mulai memberanikan diri untuk mulai membangun hubungan dengan sesama jenis ?? Apakah pergaulan atau ada kesempatan lain ?? Dan di umur berapa itu terjadinya ??

“Saat saya lulus SMA, tahun 1984, saya hijrah ke jakarta, umur saya 22 tahun, dan setelah di jakarta, saya mulai kerja di satu majalah terkemuka, di situ saya mulai kenalan dengan salah satu teman kerja saya inisial LV, saya mulai mendekati LV, dan dia rupanya seorg yg suka laki2 dan juga perempuan, saya mulai menjalin hubungan dgn dia. Dan kita trus pacaran, sampai satu saat dia menikah.

Setelah itu saya mulai masuk dalam kehidupan malam, ke diskotik, didlm pergaualan malam itu, disitulah saya mulai bertemu dgn rekan sesama lesbian dan gay, saat itu saya merasa inilah dunia saya. saya merasa inilah dunia yg saya impikan wkt saya masih di kampung. Saya seperti mendapat saudara yg sama, kita tidak lagi tertutup, semuanya open. Mulai ada komunitas lesbian dan gay.”

Apakah ada rasa takut saat pertama kali membangun hubungan dengan LV ?? Apa yang membuat LV lebih memilih untuk menikah dibanding mempertahankan hubungannya dengan ibu ?? Kemudian saat masuk komunitas LGBT, berapa lama ibu uli berada di dalam komunitas tersebut ?? Dan bagaimana kondisi ibu saat memasuki pergaulan komunitas LGBT ini ??

“Saat saya ketemu dgn LV, dan kita menjalin hubungan, saya merasa bahwa perasaan yg saya rasakan ini normal, ternyata ada org yg mau pacaran dgn saya. Tidak ada rasa takut, malah ini membuat saya semakin yakin bahwa ini takdir saya. 6 tahun Saya menjalin hubungan dgn LV. Seperti yg saya ceritakan di atas bahwa LV juga berpacaran dgn laki2, sampai dia hamil, saat LV hamil, saya memutuskan utk melepaskan dia dan saya yg mendorong dia utk menikah.

Seperti yg saya ceritakan sebelumnya bahwa saya menjadi maskulin agar saya bisa melindungi perempuan, itu saya tunjukkan saat LV hamil. Laki2 yg menghamili dia tidak mau bertanggung jawab, tapi saya datang dan saya bicara dgn laki2 tersebut, dan akhirnya dia mau trima dan mereka menikah, dan suami dari LV mengetahui bahwa saya dgn LV punya hubungan. Tapi saat saya melepaskan LV utk menikah, saya sampaikan utk suaminya bahwa saya tdk akan menganggu rumah tangganya, saya suport mereka, krn org tua dari LV tdk mau menerima suaminya ini. Tapi krn saya dekat dgn org tua LV, saya memberikan pengertian, akhirnya org tua LV bisa menerima. Hubungan saya dgn suami LV berjalan baik. Sejak mereka menikah sampai saat ini saya tdk pernah bertemu lg dgn LV dan suaminya. Waktu dgn LV kami tinggal di kost, ditempat kost.

Saya berada di komunitas LGBT sejak dr tahun 1990-2002. Jadi cukup lama, saya mulai menjalin hubungan dgn beberapa org, mulai pakai narkoba, tiap malam di diskotik, mabuk2an, perokok, tinggal di tempat kost yg sangat megerikan, tempat judi, tempat cewek malam, dan saya terlibat di sana. Kalau mau nanya apa yg rasakan saat ada di sana, saya merasa bahagia, krn semua org menerima saya, tidak ada yg mencemohkan saya, saya merasa inilah dunia saya. Krn saat kita ada didalam komunitas LGBT, kita saling mendukung saling suport, jadi ada perasaan kebersamaan yg kuat dlm komunitas LGBT.”

Lalu apa yg menjadi alasan ibu keluar dari komunitas LGBT di tahun 2002 ?

“Saya pernah mencintai seseorang, dan orang itu sudah memiliki keluarga, ( istri orang). Saat itu saya benar2 merasa sangat hampa, cinta yg saya rasakan ini tidak bisa sepenuhnya saya miliki, saya mulai cemburu, saya merasa sakit, sampai saya pernah mau mengahiri hidup saya. Saya merasa dunia tidak adil bagi saya.

Disinilah titik balik saya, saya merasa kebahagiaan yg saya rasakan selama ini hanyalah kebahagiaan semu. Ditambah lagi kondisi beberapa teman saya yg mati dalam kekecewaan yang sangat mengerikan. Saya mulai sadar bahwa cinta lesbian adalah cinta yg semu,yg tidak bisa dimiliki dan memiliki kalau mau jujur.”

Yg dimaksud ‘istri orang’ itu apakah LV/ orang lain ? Dan jika boleh diceritakan singkat seperti apa teman2 ibu yg mati dalam kekecewaan mereka ?

“Bukan LV, istri org berinisial A. Jadi dia sudah menikah baru menjalin hubungan dengan saya. Teman2 saya mati dalam keadaan mereka masih hidup dalam kondisi sebagai lesbian, mereka hidup dalam kekecewaan, tiap hari kerjaannya mabok, pakai narkoba, ada yg over dosis, ada yg kanker, ada yg pembulu darahnya pecah. karena gaya hidup LGBT adalah gaya hidup yg bebas, dan kalau kita ada di komunitas, semua disediakan. Mau minuman keras ada, mau narkoba dalam jenis apa saja ada. Pokoknya iblis menyediakan semua yg kita butuhkan.”

Kembali ke pertanyaan sebelumnya : Mengapa ibu bilang cinta lesbian itu semu dan tidak bisa dimiliki ataupun memiliki ?

“Yang saya maksudkan dengan cinta yg semu itu, adalah sia2. Tidak akan saya dapatkan apa2 dari cinta yg saya rasakan terhadap pasangan lesbian saya.”

Bukankah kaum lgbt selalu memperjuangkan agar cinta mereka bisa dipersatukan dengan pasangan sejenis mereka ?? tapi kenapa ibu justru berkata bahwa akhirnya ibu tidak bisa merasakan kepuasan cinta yang sesungguhnya dan semua sia-sia ??

“Saya tidak sengaja waktu itu pernah baca di alkitab di Roma 1:1-32, firman Tuhan katakan, judu: HUKUMAN ALLAH ATAS KEFASIKAN DAN KELALIMAN MANUSIA. Kalau saya bisa kutip ayatnya seperti ini.”

  1. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia2 dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
  2. Mereka berbuat seolah2 mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
  3. Karena itu Allah menyerahkan kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
  4. Sebab mereka mengantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan penciptanya yg harus dipuji selama2nya amin.
  5. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab istri2 mereka mengantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
  6. Demikian juga suami2 meninggalkan persutubuhan yang wajar dengan istri mereka dan menyala2 dalam birahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki2 dengan laki2, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
  7. Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran2 mereka yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas.
  8. Penuh dengan rupa2 kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, tipu musliahat dan kefasikan.
  9. Meraka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan.
  10. Sebab sekalipun mereka mengetahui tuntutan2 hukum Allah, yaitu bahwa stiap orang yang melakukan hal2 demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.

“Saat saya membaca ayat firman Tuhan ini, ada sesuatu yg terus menggangu saya, saya semakin hari semakin tersiksa, dalam roh saya dalam pikiran saya. Ini awal saya mulai menyadari apa yg selama ini saya lakukan adalah SALAH.”

Kemudian apa yang ibu lakukan setelah membaca itu ??

“Saya mulai merasa ini ada yang salah dalam diri saya, saya mulai berdoa, saya minta Tuhan tolong saya, utk saya bisa keluar dari ikatan ini. Karena setiap kali saya mau keluar dari dunia LGBT, saya merasa sulit luar biasa. Saya mulai ikut ibadah digreja, dan satu waktu saya ketemu dgn seorang ibu pendeta. Saya konseling, saya ceritakan semua yg saya alami, dan saat itu ibu pendeta ini mendoakan saya. Tapi saya tidak juga bisa lepas dari ikatan ini. Saya berjuang dalam hidup saya, saya mulai lebih banyak cari Tuhan.

Tapi tantangannya tidak gampang, banyak teman2 saya mencemooh saya, mereka bilang jangan sok suci, susah, kamu tidak bisa, udahlah, jadi dirimu sendiri aja, apa yang kamu rasakan jalani saja.”

Lalu momen apa yang membuat ibu benar-benar lepas dari kehidupan lesbian ini ??

“Tahun 2002 malam natal 24 des, saya nginap di rumah pasangan lebian saya yg inisial A. Wkt itu kita ibadah sama2 dgn suami dan anak2nya. Pulang dr ibadah, saya tidur, tapi tengah malam saya terbangun, dan sejak saat itu saya tidak bisa tidur lagi, saya susah utk tidur, siang malam selama kurang lebih 2 bulan. Sejak saat itu, saya mulai berdoa, saya minta ampun sama Tuhan saya mulai cari orang utk mendoakan saya.

Saat itu saya nonton TV ada acara solusi di SCTV, ada no tlp utk org yg mau minta didoakan, hampir tiap malam saya tlp dan mrk mendoakan saya. Saya mulai tidak lagi punya hubungan dgn komunitas LGBT, saya mulai cari Tuhan. Selama saya tidak bisa tidur selama 2 bulan tapi tubuh fisik saya tidak menjadi lemas, ada sesuatu yg saya rasakan dalam roh saya, ada damai dalam hati saya. Mulai dari situlah ada satu titik balik yg saya rasakan”

Lalu apakah ada pesan dari ibu bagi teman-teman lgbt di luar sana yang masih mempertahankan keyakinan mereka bahwa orientasi seks kepada sesama jenis atau lgbt itu benar ?

“Saya sangat ingin menjangkau mereka.. Saya mungkin mau share, apa itu saya bekerja sama dgn Tuhan. Saat saya bertobat thn 2003, jadi sejak saya tidak bisa tidur selama kurang lebih 2 bulan, jadi 2003, saya benar2 bertobat.

Saya setiap hari baca firman, ibadah, dan benar2 hanya mencari Tuhan, saya memiliki rasa haus lapar akan Tuhan yg luar biasa. Dan Tuhan benar2 memenuhi semua kebutuhan rohani saya. Tapi saat itu saya masih tinggal dilingkungan dimana saya masih bisa berinteraksi dgn komunitas yg ada. Sampai bln Nov 2003 Tuhan membawa saya keluar dr jakarta, ke jogjakarta. Disana saya tinggal digreja, dgn hamba2 Tuhan yg luar biasa. Sebelumnya saya mau bilang bahwa saya bertobat, tapi karena roh lesbian ini mengikat saya kurung lebih 40 thn, jadi tidak serta merta, lepas begitu saja, saya harus berjuang, tapi kali ini saya tidak sendiri lagi berjuang, tapi saya bekerja sama dgn Tuhan.

Di Jogja tempat dimana saya di bentuk Tuhan menjadi manusia baru, saya harus pasang kaca yg besar dikamar saya, dan setiap hari saya harus lihat diri saya didepan kaca dan saya selalu bilang sama org yg ada di dalam kaca itu.. Ully engkau perempuan, Ully engkau perempuan, Tuhan menciptakan engkau perempuan, jati diri yang Tuhan berikan bagi Ully adalah perempuan, feminim, bukan maskulin. Saya lakukan ini kurang lebih 6 tahun, saya tidak menyerah dgn roh dusta yg bilang saya laki2, tapi saya trus deklarasikan, saya trus tanam dalam pikiran, hati dan roh saya bahwa saya perempuan.

Ini obat yg Tuhan berikan buat saya, dan saya benar2 berubah, saya benar2 pulih, saya benar2 dimerdekakan oleh Tuhan, lewat deklarasi yang saya buat bagi diri saya. Jadi saya mau bilang bagi teman2 saya di seluruh penjuru jagat raya ini, yang saat ini, kalian masih di ikat oleh roh LGBT, itu adalah roh dusta dari iblis..itu roh dari neraka, jgn mau, karena Tuhan menciptakan kalian serupa dan segambar dengan Dia, dan saat Tuhan cipta manusia, engkau dan aku mantan lesbian, laki2 dan perempuan, tidak ada lebian atau gay.

Jadi mari keluar dari dunia yg menyengsarakanmu, masuk dunia yg baru yang Tuhan sudah sediakan bagimu. Tinggalkan nerakamu, masuklah surga yg Tuhan berikan bagimu. Jangan keraskan hati, Tuhan mengasihi kita semua. Kalau Tuhan bisa lakukan ini bagi saya, saya berdoa buat sahabat2ku diluar sana, Tuhan juga akan buat dlm hidupmu. Saya yakin 100% bahkan 1000% bahwa gay dan lesbian bisa sembuh. Amin”

Setelah lepas dari LGBT, dampak positif apa yang ibu nikmati dan rasakan ??

“Waaooo..saya tidak bisa gambarkan dengan kata2, saya merasakan kemerdekaan dalam roh, jiwa dan tubuh saya, saya yang dulu suka sakit2an skrg ini hidup sehat, tanpa kedokter semua penyakit saya yg dulu saya alami wkt masih jadi lesbian sembuh begitu saja, saya mengalami trobosan dalam segala aspek, terutama dalam hal rohani, saya tiap hari penuh sukacita, penuh damai sejahtra, yg saya tidak alami dulu sejak saya kecil sampai saya berumur 40 thn saya bertobat. Skrg ini saya penuh dgn segala kebaikan yg Tuhan berikan. Tuhan sendiri yg memisahkan saya dgn teman2 saya masih tidak mau keluar dr komunitas LGBT.

Saya diberi Tuhan sahabat2 yg baru. Semua sahabat saya tahu hidup saya dulu dan melihat perubahan dalam hidup saya, mereka harus mengakui bahwa semua yang saya alami ini semata2 karena kasih Tuhan. Semuanya saya pakai utk hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Saya sekarang jadi hamba Tuhan, saya melayani Tuhan, menjadi misionari, dan kemanapun saya pergi saya mencritakan tentang hidup saya dan karya Tuhan yg terindah yg saya nikmati saat ini.”

Mungkin ibu Ully bisa memberikan langkah-langkah aplikatif bagi teman-teman lgbt agar dapat keluar dari lgbt ini ??

“Saran saya bagi teman2 saya yg masih terikat dgn roh gay dan lesbian. Langkah2 yg harus kalian ambil.

  1. Minta sama yang menciptakan kalian yaitu Tuhan, utk mengubah sikap hati yang menyimpang.
  2. Buka hati untuk Tuhan dan minta utk Tuhan memberikan hati dan pikiran yg baru.
  3.  Bekerja sama dgn Tuhan. Dgn mengatakan bagi diri sendiri bahwa saya diciptakan Tuhan sempurna. Bagi yg gay, bilang bahwa Tuhan menciptakan saya sebagai laki2 seutuhnya Inilah jati diri saya sebagai laki2.. Yang lesbian, katakan Tuhan menciptakan saya sebagai seorang perempuan seutuhnya, ini jati diri saya sebagai seorang perempuan. Sebutkan nama kalian. Katakan berulang2 sampai perubahan sikap hati dan pikiran menyatakan bahwa engkau laki2 bagi gay dan engkau perempuan bagi lesbian..
  4. Harus ambil tindakan utk keluar dari kota, atau lingkungan yg mendukung kita sebagai gay dan lesbian.,

Saya percaya, saat kita andalkan Tuhan, Dia pasti akan menolong dan memberikan kemampuan utk berubah. Amin..”

“Nama saya Ully mantan lesbian mau katakan bagi sahabat2ku yg saat ini ada dlm ikatan roh gay dan lesbian:Kalau saya bisa sembuh, saya yakin dan percaya semua gay dan lesbian di seluruh jagad raya ini bisa sembuh. Karena Tuhan yg menciptakan saya, Tuhan yang sama juga yg menciptakan kalian, kalian sangat berharga dimata Tuhan, Tuhan sangat mengasihi semua gay dan lesbian, Tuhan mengasihi dirimu tapi Tuhan murka dan benci terhadap tindakan yg engkau lakukan. Keluarlah dari neraka hidupmu.”

Pewawancara : SO

 

Bagikan Artikel ini :

7 Comments

  1. Terbebas dari jeratan homoseksual tp tak sadar terjerat dalam lingkaran kesesatan keyakinan(pelecehan keesaan Tuhan).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *