Ciuman tanda cinta

5 Jawaban Apakah Ciuman Sebelum Nikah Adalah Bukti Cinta

Bagikan Artikel ini :

IndonesiaOne.org – Mencium pasangan seringkali menjadi simbol dari rasa sayang dan cinta. Dalam suatu pernikahan pun, mencium kening pasangan menjadi salah satu simbol dari rasa cinta yang kudus dan murni.

Berciuman juga sudah menjadi gaya berpacaran bagi anak muda di zaman sekarang. Rasanya kalau belum “cup cup” si dia, pacaran itu belum afdol dan sah menjadi pacar.

Pertanyaannya, apakah betul bahwa ciuman di luar pernikahan itu adalah bukti cinta ?

1. Setiap Wanita Mendambakan ‘True Love Kiss

Meski ada wanita yang malu mengakui bahwa ia menantikan ciuman sejati dari pria idamannya tapi hampir seluruh wanita mendambakan hal tersebut. Tetapi sayangnya pengertian dari konsep ‘true love kiss’ ini menjadi salah kaprah karena pengaruh kebudayaan asing yang dibawa melalui cerita dongeng, film dan lain sebagainya.

Coba saja kamu lihat film-film Barat, dimana seorang pria dan wanita yang baru bertemu beberapa menit yang lalu, lalu jatuh hati, dan kemudian berciuman. Betapa mudahnya seorang pria dan wanita melakukan hal itu dan menganggap bahwa hal itu adalah ungkapan sayang kepada lawan jenis.

Padahal konsep ‘the true love kiss’ atau ciuman yang sejati hanya akan bisa lahir saat dua insan yang saling mencintai dengan tulus dan suci dipersatukan di dalam pernikahan yang kudus. Dimana dua pribadi itu sama-sama mengucapkan janji nikah untuk menjalani kehidupan bersama hingga maut memisahkan mereka.

Setelah mengucapkan janji nikah dan mereka diperbolehkan untuk saling mencium satu sama lain. Di situlah ‘the true love kiss’ itu lahir karena kita telah menemukan pasangan hidup yang sesungguhnya.

Sebaliknya, jika kita melakukan ciuman dengan pacar di luar ikatan pernikahan sebetulnya hal itu menjerumuskan diri kita sendiri dalam kondisi yang menyulitkan.

Bagaimana jika hubungan ini harus berhenti di tengah jalan ?

Akankah juga akan memberikan apa yang kita punya entah itu hati, emosi, perasaan atau bahkan tubuh kita untuk aktivitas seksual seperti ciuman kepada pengganti yang baru ini ??

Pertanyaannya mau sampai kapan kita memberikan diri kita ke berbagai pria hanya untuk mendapatkan cinta sejati di hidup kita ??

Dan bagi pria, apakah dengan kita mencium pacar kita itu benar-benar bukti cinta kita kepada mereka ?? Ataukah hanya tempat pemuas hasrat yang dapat kita salurkan ?? Apabila kita bersikeras bahwa ciuman adalah bukti cinta kita. Jika kasusnya sama seperti di atas, mau berapa puluh wanita yang akan kita lecehkan harga diri dan kita hancurkan ketulusan hatinya karena mengatas-namakan bukti cinta kita kepada mereka ??

Permasalahannya kita belum mengetahui siapakah sebenarnya pasangan hidup kita yang sesungguhnya. Maka dari itu kita tidak bisa sembarangan memberikan ciuman kepada sembarang orang sampai kita menemukan pasangan hidup kita. Hal yang perlu kita lakukan sekarang adalah tidak melakukan ciuman sebelum masuk pernikahan. Karena hal inilah yang akan terus menjagai hubungan kita tetap suci dan langgeng hingga masuk ke dunia pernikahan.

Mari sebagai pria dan wanita kita mulai cek kembali cara kita menilai dan membangun hubungan dengan lawan jenis. Ikuti tuntunan hati nuranimu dan kembalilah ke jalan yang benar.

2. Pikiran Menjadi Cabul

Saat kita sudah melakukan ciuman di luar ikatan pernikahan bersama pasangan maka secara otomatis momen itu akan terus terbayang di pikiran kita. Mungkin awalnya kita merasa momen itu adalah momen yang romantis dan manis untuk diingat kembali.

Namun sadarkah bahwa lambat laun momen itu akhirnya mulai menciptakan pikiran-pikiran ‘liar’ meski kita anggap imajinasi tersebut merupakan bentuk ungkapan cinta antara kita dengan pasangan.

Tapi mari kita bertanya kepada hati nurani kita, apakah betul cinta sejati itu akan selalu diartikan dengan tindakan seksual belaka ???

Jika iya, maka pertanyaan berikutnya apakah pasangan yang sudah lanjut usia yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan aktivitas seksual tidak bisa dikategorikan sebagai pasangan yang tidak lagi memiliki cinta sejati ??

Mungkin bagi sebagian dari kita bercumbu itu adalah hal yang biasa atau wajar. Tetapi tidak bisa dipungkiri dari percumbuan tersebutlah akhirnya membuat kedua sejoli saling mengimajinasikan pasangannya dengan ‘cabul’.

Arti Perzinahan/ Zinah/ Zina sendiri dalam kamus Bahasa Besar Indonesia adalah perbuatan bersanggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan).

Yang berarti memikirkan hal-hal yang cabul merupakan salah satu bentuk tindakan zinah yang kita lakukan di dalam hati dan pikiran kita.

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”

Dan pada akhirnya membawa kita untuk melakukan tindakan seksual selanjutnya yaitu Masturbasi. Kita melakukan masturbasi atau onani dengan mengimajinasikan si pasangan sebagai lawan main kita. (Baca disini : Bolehkah Kita Masturbasi ?? )

Lalu yang menjadi pertanyaan sekarang apakah ini yang dinamakan bukti dari cinta sejati ?? Atau apakah sebenarnya ini adalah bukti bahwa ciuman di luar ikatan pernikahan merupakan perzinahan ??

“Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri”

3. Merembet Ke Tindakan Seks Bebas

Tak bisa dipungkiri setelah kita melakukan ciuman pertama dengan pasangan di luar ikatan pernikahan. Akan selalu ada ciuman kedua, ketiga, keempat dan kesekian kalinya. Awalnya kita beralasan itu adalah bukti cinta tapi saat kita bercumbu berulang-ulang kali tanpa disadari nafsulah yang mengendalikan kita.

Biasanya di tahap ini kita akan melontarkan alasan yang membenarkan tindakan kita.

Step 1 : “Ya, kan cuma cium tangan. Ga masalah kali

Step 2 : “Cium pipi sama jidat, tanda sayang plus gemeslah. Normal kali..

Step 3 : “Cium bibir. Ah.. gak apa-apa deh. Lagian gue sama dia saling cinta kok. Ga ada yang ditutupin dari kita

Step 4 : “….. ????

Tahap keempat ini, biasanya tahap dimana pasangan sudah tidak bisa lagi mengontrol nafsu mereka dan akhirnya terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Saat melakukan aktivitas seksual itu, sebenarnya ada hormon-hormon seks yang keluar dari tubuh kita salah satunya hormon oxytocin atau sering disebut dengan hormon cinta. Hormon ini mampu mempengaruhi efek fisik dan psikologis wanita maupun pria.

Dalam kutipan seksualitas.net, hormon oxytocin atau Cuddling Hormone adalah hormon yang bertanggung jawab menciptakan emosional di antara pasangan. Hormon ini juga ditemukan di antara bayi dan ibu. Tetapi dalam urusan seksualitas, hormon ini terdapat di area hypothalamus dalam otak.

Saat pasangan yang telah melakukan tindakan aktivitas seksualitas sepeti ciuman. Bagi wanita akan mulai terjadi sebuah rangsangan yang memproduksi hormon oxytocin yang sangat banyak. Sementara pada pria yang mengalami ejakulasi, diketahui memiliki kadar hormon oxytocin tiga kali lipat banyaknya. Hasil penelitian terakhir menunjukan bahwa semakin banyak hormon oxytocin yang dihasilkan saat melakukan hubungan seksual maka akan semakin kuat orgasme yang dirasakan.

Jadi tak bisa dipungkiri saat kita bercumbu dengan pasangan akan membuat adanya hormon seks atau ransangan yang keluar. Biasanya di titik inilah para pasangan jatuh ke dalam pencobaan yakni berhubungan badan di luar ikatan pernikahan. Kita pun merasa ketagihan untuk melakukan kembali hubungan seks itu dengan pasangan. Dan pada akhirnya kita sudah mulai terbiasa serta menganggap normal untuk selalu melakukan aktivitas seksual yang satu ini jika sedang bertemu dengan pacar.

Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah ini benar-benar bukti cinta ?? Jikalau memang cinta, apakah harus dibuktikan dengan tindakan seksualitas seperti ciuman, bersenggama hingga berhubungan badan ??

Jika jawabannya ini adalah bukti cinta, pertanyaan yang sama seperti artikel sebelumnya. Mau sampai berapa puluh wanita yang kita akan ‘nikmati’ agar mendapatkan pasangan cinta sejati kita ?? Dan sebaliknya, mau sampai berapa puluh pria yang akan ‘menggerayangi’ tubuhmu dan menikmati harga dirimu ??

Seorang pria yang sejati adalah pria yang bisa menghormati wanita dan mengerti dengan tepat bagaimana ia mengungkapkan cintanya tanpa harus ‘melecehkan’ si wanita. Karena sebagai pria, kitalah yang akan menjadi imam kepala rumah tangga nantinya. Sehingga pria harus dapat menjadi teladan dan contoh bagi si wanita. Begitupula sebaliknya kaum wanita, harus bisa dengan baik menjaga harga dirinya dan tidak mencobai para pria yang ada.

Karena ini yang harus kita semua ketahui, baik kaum pria maupun wanita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang suci dan bermoral.

poin ke 4 dan 5 tidak kalah menghebohkan lho dari poin1-3… lanjut bacanya yuk di SINI

Penulis : Sherlynda Oktavia

Bagikan Artikel ini :

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *