Halo, Ayah dan Bunda! Sudah dua tahun lebih pandemi Covid-19 menyerang dunia, khususnya di Tanah Air. Pandemi juga membuat Ayah, Bunda, dan si kecil terpaksa beraktivitas di rumah saja. Tentunya hal ini dapat memicu kebosanan bagi si kecil. Nah, kali ini TGR akan membahas tentang permainan tradisional yang bisa dilakukan di rumah saja untuk mengurangi rasa bosan. TGR sudah merangkum permainan yang cocok, nih. Apa saja? Yuk, simak!
Cublak-Cublak Suweng
Siapa yang tidak tahu permainan cublak-cublak suweng? Permainan ini merupakan salah satu dari sekian banyak permainan tradisional yang dimainkan sambil bernyanyi. Permainan yang dilakukan dengan cara mengetuk-ngetuk suweng secara perlahan ke telapak tangan. Selain menyenangkan, Ayah dan Bunda bisa membantu si kecil untuk lebih kreatif, aktif mengambil prakarsa, serta mudah bergaul.
ABC Lima Dasar
Tentu Ayah dan Bunda sudah tidak asing lagi dengan permainan ini, kan? Permainan ini biasanya dimainkan dengan menentukan huruf secara acak dan menyebutkan kosakata yang berawalan huruf tersebut. Dengan mengajak anak bermain ABC lima dasar, perbendaharaan kosa kata si kecil akan semakin banyak.
Congklak
Permainan congklak atau dakon merupakan permainan tradisional yang dilakukan oleh dua orang, dengan menggunakan papan congklak dan 98 biji congklak yang menitikberatkan pada kemampuan berhitung. Permainan ini dapat digunakan sebagai media belajar matematika, sekaligus melatih kejujuran si kecil.
Gasing
Gasing yang dikenal sebagai salah satu permainan tradisinonal tertua ini memiliki beragam bentuk seperti tabung, kerucut dan bulat. Untuk memainkannya, diperlukan dua tangan. Tangan kanan memegang tali, sedangkan tangan kiri memegang gasing. Tali ditarik sehingga gasing berputar pada poros dan seimbang pada satu titik. Perlu diketahui, gasing dapat bermanfaat melatih kemampuan fisik motorik, seperti kemampuan dalam melempar, melatih ketepatan, belajar mengkoordinasikan kemampuan tangan dan mata serta belajar mengontrol gerakan tangan.
Meskipun masih masa pandemi, Ayah dan Bunda masih bisa bersenang-senang dan bermain, sekaligus mendidik dan mengajak si kecil melestarikan warisan budaya Indonesia. Selain menghibur, permainan tradisional dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti:
- Aspek kognitif (imajinasi, kreativitas, dan problem solving);
- Aspek sosial (menjalin relasi dan melatih keterampilan bersosialisasi);
- Aspek emosi (mengasah empati, pengendalian diri dan katarsis emosional);
- Aspek moral (menghayati nilai-nilai moral warisan generasi terdahulu).
Di sisi lain, Ayah dan bunda juga bisa melatih motorik anak sekaligus mengurangi penggunaan gawai si kecil. Jadi, Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Rumah! (Chu/ed.Cdr)
Referensi:
Permainan, M. et al. (2015) ‘Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Permainan Tradisional Cublak-Cublak Suweng Di Tk Aisyiah Bustanul Athfal 44 Kecamatan Banyumanik  Kota Semarang’, BELIA: Early Childhood Education Papers, 4(2), pp. 46–51. diakses 11 Februari 2021
Tradisional, P., Ambung, G. and Studi, K. (2021) ‘PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL GASING AMBUNG KELAPA (Studi Kasus di PAUD Islam Terpadu Biruni Kec. Sungailiat Kab. Bangka) Dwi Haryanti, 1 & Asrul Faruq 2’, 11, pp. 63–78. diakses 13 Februari 2021