“Persahabatan bagai kepompong”, persahabatan memang ibarat seperti metamorfosa ulat yang menjadi kupu-kupu, sama seperti cuplikan lirik lagu di atas. Artinya persahabatan itu membutuhkan proses dan waktu untuk menghasilkan ikatan persahabatan yang sejati. Namun sayangnya banyak orang yang terjebak dalam pergaulan yang merusak dirinya sendiri akibat salah memilih sahabat. Padahal seorang sahabat memiliki peran yang cukup besar dan penting dalam membangun kehidupan kita.
Beberapa prinsip kebenaran tentang sahabat sejati ini mungkin dapat menolong kita menemukan sahabat yang sejati :
1. Sahabat sejati mengoreksi kita
Jangan pernah mengambil seseorang untuk menjadi sahabatmu dimana ia selalu meng’iya’kan kepada apapun yang kamu katakan dan tidak pernah mengoreksi kesalahan yang kamu lakukan. Karena ketika kamu menjadikan seseorang sebagai sahabat, artinya apapun yang ia sampaikan akan menjadi nasehat, inputan atau masukan yang berharga bagi dirimu.
Namun akan menjadi berbahaya jika kamu memiliki sahabat yang ternyata memiliki sikap selalu berkata ‘iya’ kepada apapun yang kamu katakan, meski perkataan yang kamu ungkapkan adalah sesuatu yang keliru dan memberikan efek negatif bagi dirimu. Sehingga kamu ibarat seperti ‘seorang pengemudi mobil yang menginjak gas dalam-dalam namun tidak memiliki rem’. Akhirnya yang terjadi, kamu akan ‘menabrak’ segala apapun yang ada di depanmu.
2. Sahabat sejati berani menegur kita
Pilihlah orang yang dengan tidak ragu untuk menegurmu. Bahkan rela untuk kehilangan pertemanan karena mungkin kamu marah dan tersinggung dengan teguran dari sahabatmu itu. Namun lepas dari itu, sesungguhnya tujuan dari tindakan sahabatmu itu hanya untuk memberikan jalan yang terbaik bagi dirimu. Karena ia bisa melihat sesuatu yang buruk terjadi dalam hidupmu dan itu tidak bisa dilihat oleh dirimu sendiri.
Tetapi saat kamu mulai mengesampingkan amarahmu itu dan mulai berpikiran jernih, maka kamu akan mendapati bahwa teman yang menegurmu itu adalah sahabat yang sejati bagimu.
3. Ikatan persahabatan sejati diuji oleh waktu
Persahabatan yang sejati akan selalu diukur dan diuji oleh waktu. Apabila ada seseorang yang kamu anggap sudah menjadi sahabatmu namun ternyata akhirnya meninggalkanmu karena tidak bisa menerima masukan serta teguran darimu. Maka biarkanlah ia pergi darimu, karena itu hanya menunjukkan bahwa ia tidak lulus dari ujian waktu sebagai seorang sahabat.
Mungkin kamu akan merasa sedih dan kecewa karena kamu sudah terlanjur menyayanginya seperti seorang saudara sendiri. Namun persahabatan tidak bisa bertepuk sebelah tangan yang artinya harus ada respon dari orang yang kamu anggap sebagai sahabatmu.
Apabila kamu pernah mengalami konflik dengan sahabat lamamu dan hal itu meninggalkan luka di hati. Maka ambil tindakan untuk menghapus luka itu, mulai memaafkan dan belajar untuk ‘move on’ menjalani kehidupanmu di depan.