Halo Sobat TGR! Mari sejenak kita berjalan-jalan di kota Cirebon yuk! Selain terkenal sebagai kota udang, Cirebon juga dikenal sebagai kota para wali, lho! Disebut demikian sebab salah satu Wali Sanga, Sunan Gunung Djati, berperan penting dalam penyebaran agama Islam di kota ini. Kenapa bahas perihal wali dan Islam? Karena hal ini ada hubungannya dengan permainan tradisional khas Cirebon. Permainan tradisional ini cukup populer, lho. Yuk simak pembahasannya!
Salah satu permainan tradisional yang terdapat di Cirebon adalah Sepak Bola Api. Permainan tradisional ini sebenarnya berasal dari Sumba Barat NTT yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan permainan sepak bola pada umumnya. Namun bedanya ada di bolanya yang terbuat dari kulit luar buah kelapa yang sebelumnya telah direndam dalam minyak tanah selama berbulan-bulan. Tujuannya agar minyak tanah tersebut bisa meresap ke dalam serat-serat batok kelapa dan dapat dibakar.
Baca : Sorodot Gaplok, permainan unik asal Tradisional Sunda
Permainan sepak bola api dapat dimainkan oleh remaja ataupun orang dewasa. Anak-anak dilarang memainkan permainan ini karena sangat berbahaya dan perlu punya pengalaman serta ilmu yang cukup. Ingat ya, anak-anak dilarang coba-coba permainan ini!
Permainan ini, khususnya di Cirebon, biasanya digelar pada momen tertentu, seperti saat puncak akhir tahun ajaran pesantren, sebab umumnya seringkali dimainkan oleh para santri di Cirebon. Tidak heran, karena melekatnya keislaman di Cirebon dan julukan kota para wali membuat permainan ini perlu dibekali doa-doa, tirakat dan berpuasa.
Konon sebagian orang berpendapat permainan ini memiliki syarat khusus (ritual) sebelum memainkannya. Para pemain yang berpartisipasi perlu dibekali ilmu yang cukup. Maka dari itu diperlukan syarat khusus di antaranya adalah berpuasa selama satu bulan yang bertujuan untuk membersihkan diri, menghindari makanan yang dimasak dengan api, dan membaca bacaan khusus. Semua hal itu mempunyai tujuan sama, yaitu agar tubuh pemain yang terkena bola api tidak merasakan panas saat memainkannya.
Permainan sepak bola api ini juga bagian dari ekspresi dan tradisi Islam Nusantara. Ini merupakan ikhtiar penjagaan dakwah Islam sebagaimana dahulu dilakukan oleh para wali. Hanya dengan ekspresi semacam ini, Indonesia akan tetap terjaga dari bahaya kelompok agama radikal dan jurang perpecahan.
Pasti penasaran bagaimana proses pembuatan bola api, kan? Meskipun caranya cukup memakan waktu, namun pembuatannya cukup mudah, lho!
- Mula-mula siapkan satu buah kelapa tua;
- Lalu, buanglah air kelapanya dan keringkan batoknya;
- Selanjutnya, batok kelapa tersebut direndam menggunakan minyak tanah selama berbulan-bulan;
- Ketika kegiatan yang digelar tiba, batok yang sudah direndam tersebut siap dibakar dengan api dan bisa digunakan sebagai “bola” permainan.
Aturan dalam permainan ini sebenarnya sama halnya seperti sepak bola biasa yang terdiri dari dua gawang. Siapkan dua tim yang dengan jumlah masing-masing lima orang pemain beserta seorang wasit sebagai pemimpin pertandingan. Bagi yang memasukkan banyak bola ke gawang atau disebut goal dapat dinyatakan sebagai pemenang.
Hal yang lebih menarik dari permainan ini adalah para pemain memainkan sepak bola api ini dengan tanpa alas kaki. Mereka menyepak bola dengan api yang berkobar dan bersentuhan langsung dengan kulit kaki mereka. Tentunya karena panasnya bola tersebut, pemain dilarang menggunakan kepala karena dapat menimbulkan risiko yang berbahaya.
Duh, permainan yang sangat berbahaya ya, Sobat TGR…! Makanya anak-anak dilarang memainkan permainan ini jika belum mempunyai ilmu yang mumpuni. Oh iya, permainan tradisional sepak bola api biasanya dimainkan pada malam hari karena dapat membuat bola api terlihat lebih menyala. Penonton biasanya terpukau karena melihat api di malam hari dengan pertunjukan sepak bola yang seru.
Meskipun permainan sepak bola api ini sangat berbahaya, jangan salah, permainan tradisional asli Indonesia ini juga memiliki unsur kebersamaan, sportivitas, dan kekompakan. Apalagi permainan sepak bola api ini dapat dinikmati dan ditonton banyak orang yang dapat menciptakan kerukunan. Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar! (SMH/ed.SF)
Referensi:
Arbayanto, Donny Nur. 2021. Sepak Bola Api, Olahraga Seru Para Santri. Dikutip dari RRI.co.id: https://rri.co.id/olahraga/1064008/sepak-bola-api-olahraga-seru-para-santri. Diakses 20 Maret 2022.
Kinapti, Tyas Titi. 2021. Sepak Bola Api, Permainan Tradisional Indonesia yang Menguji Nyali. Dikutip dari Merdeka: https://www.merdeka.com/sumut/sepak-bola-api-permainan-tradisional-indonesia-yang-menguji-nyali.html. Diakses pada 1 November 2021.
Lubis, Muhammad Reza Iskandar. 2017. Rasakan Kebersamaan dan Keseruan Bermain Sepak Bola Api. Dikutip dari Media Pijar: https://mediapijar.com/2017/05/rasakan-kebersamaan-dan keseruan-bermain-sepak-bola-api/. Diakses pada 1 November 2021.
Muliani, Rahma. [2015]. 7 Tradisi Unik Memperingati Hari Kemerdekaan di Indonesia. Dikutip dari Boombastis: https://www.boombastis.com/tradisi-kemerdekaan-indonesia/36331. Diakses 20 Maret 2022.
Qohar, Ayi Abdul. 2020. Tradisi Sepak Bola Api Agenda Tahunan di Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sumedang. Dikutip dari NU Online Jabar: https://jabar.nu.or.id/pesantren/tradisi-sepak-bola-api-agenda-tahunan-di-pesantren-al-hikamussalafiyyah-sumedang-R7abH. Diakses 20 Maret 2022.
Prayitno, Panji. 2019. Ngeri-ngeri Sedap Pertandingan Bola Api, Permainan Tradisional Khas Cirebon. Dikutip dari Liputan6: https://www.liputan6.com/regional/read/4137470/ngeri-ngeri-sedap-pertandingan-bola-api permainan-tradisional-khas-cirebon. Diakses pada 1 November 2021.
Yuwono, Markus. 2018. Tradisi Main Sepak Bola Api Saat Ramadhan, Ikhtiar Mengelola Api di Dalam Jiwa. Dikutip dari Kompas: https://regional.kompas.com/read/2018/06/08/13385451/tradisi-main-sepak-bola-api-saat-ramadhan-ikhtiar-mengelola-api-di-dalam