Seringkali orang dengan mudahnya mengucapkan kata janji, tetapi pada akhirnya tidak bisa atau bahkan tidak mau melunasi janji itu karena berbagai macam alasan. Dan itu perbuatan yang sungguh tidak terpuji.
Janji sendiri adalah sebuah sumpah atau jaminan secara psikologis yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dimana pihak pertama mengatakan kepada pihak lainnya bahwa ia akan memberikan layanan ataupun pemberian. Dengan tujuan agar ia mendapat kepercayaan dari pihak satunya.
Janji bisa berbentuk sebuah ucapan ataupun tertulisan sebagai sebuah kontrak. Sedangkan jika janji tersebut dilanggar maka hal itu dianggap sebagai perbuatan tercela, bahkan juga ilegal apabila perjanjian itu sudah tertulis di atas ‘hitam dan putih’.
Nah berikut ada beberapa hal penting yang harus kamu ketahui mengenai betapa pentingnya arti dan makna dari sebuah JANJI :
1. Sebelum Berjanji, Cek Kemampuanmu Terlebih Dahulu
Sebelum berjanji kepada seseorang, lebih baik kamu mencek terlebih dahulu kemampuan dan kekuatanmu. Apakah kamu benar-benar sanggup menepati setiap ketentuan-ketentuan dalam perjanjian tersebut atau tidak ??
Namun apabila kamu bertekad membuat janji yang padahal sepertinya kamu sendiri belum memiliki kemampuan untuk melunasi janji itu, TETAPI KAMU MAU & RELA MELAKUKAN BERBAGAI USAHA UNTUK MENEPATI JANJI ITU !! Maka sesungguhnya kamu sedang menumbuhkan dan mengembangkan kapasitas, kemampuan serta kekuatan dalam dirimu, dan sesungguhnya itu nilai plus buatmu.
Tapi lain hal jika kamu langsung asal ucap janji, ibaratnya “ngomong dulu baru mikirnya belakangan”. Kamu tidak memikirkan terlebih dahulu apakah kamu siap menerima risiko dan konsekuensi dari janji itu. Dan ini merupakan salah satu ciri orang tidak bisa menepati janjinya.
2. Siapkan Rencana Yang Logis & Aplikatif
Setelah membuat janji dengan seseorang, mulailah membuat rencana-rencana yang logis dan aplikatif untuk merealisasikan janji tersebut. Jangan membuat planning yang kamu sendiri tidak bisa atau susah untuk dilakukan. Intinya jangan membuat rencana yang terlalu ‘mengawang-awang’ atau terlalu besar yang pada akhirnya tidak bisa kamu lakukan.
Buatlah beberapa rencana sederhana yang bisa dengan segera di aplikatifkan. Sehingga apabila rencana pertama tidak berhasil dijalankan, kamu masih memiliki rencana lain yang bisa langsung dilakukan. Dan janjimu itu pun akan terselesaikan satu per satu melalui cara yang sederhana, tanpa harus tertunda karena rencana pertamamu yang gagal.
3. Janji Akan Menunjukkan Siapa Dirimu Sebenarnya
Janji yang kamu ucapkan ataupun buat, sesungguhnya akan menguji dan menyingkapkan siapakah dirimu yang sebenarnya !!. Apakah kamu seorang pembual belaka atau kamu memang orang yang BERTANGGUNG JAWAB & BERINTEGRITAS dalam memenuhi janjimu itu.
Janji akan selalu bersangkutan dengan integritas dan juga kepercayaan yang ditaruh orang lain dalam dirimu. Jika kamu sering membuat janji dan seringnya tidak pernah bisa menepati janji yang ada. Maka sudah pasti kamu akan menjadi seseorang yang akan susah mendapat kepercayaan orang lain.
Karena bagaimana mungkin kamu akan dipercayakan hal besar, jika hal kecil seperti janji yang kamu buat saja tidak bisa kamu tepati.
4. Meminta Maaflah Jika Kamu Tidak Bisa Menepati Janjimu
Jika ternyata kamu tidak bisa melunasi janji yang kamu buat, maka kamu harus meminta maaf. Lakukanlah dengan sikap hati yang benar-benar menyesal karena tidak bisa menepati janjimu itu.
Carilah waktu dan tempat yang tepat untuk berbicara dengan baik kepada pihak-pihak yang terkait dengan janjimu itu. Dan mulailah menceritakan kronologis alasan kamu tidak bisa menepati janji itu dengan tepat waktu, kemudian meminta maaflah. Tetapi ini yang harus kamu sadari, bahwa alasan apapun yang kamu kemukakan itu tidak boleh menjadi alasan untuk kamu mentolerir kesalahanmu. Responilah dengan sikap yang menyesal dan bertobat.
Jangan menunda-nunda waktu untuk meminta maaf. Bahkan jangan meminta maaf via sms, telepon ataupun media sosial lainnya. Kamu harus lakukan secara FACE TO FACE kepada orang-orang yang terlibat dalam janji itu, bertanggung jawablah dengan apa yang menjadi janjimu. Jika kamu hanya diam karena merasa tidak enak dengan orang tersebut, maka sesungguhnya tanpa disadari kamu sedang menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi carilah waktu dan tempat yang tepat untuk menyelesaikan janji tersebut secara baik-baik.
5. Janji Adalah Hutang
Sudah pasti janji itu adalah hutang dan hutang itu harus dibayar atau ditepati. Mungkin orang yang kamu janjikan itu sudah melupakan atau memaafkan kekhilafan yang sudah kamu lakukan. Tapi itu bukan berarti kamu bisa melarikan diri ataupun bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.
Contoh, misal kamu sudah berjanji untuk memberikan sesuatu yang penting bagi seseorang. Tapi ternyata kamu tidak bisa menepati hal itu dan kamu pun meminta maaf kepadanya. Tapi tanpa kamu sadari, ada beberapa kejadian dimana kamu menggunakan sesuatu hal yang penting bagi orang itu untuk kesenanganmu pribadi. Padahal sesuatu hal yang penting itu bisa kamu prioritaskan terlebih dahulu untuk menepati janji yang sudah kamu ucapkan.
Atau mungkin contoh lain, kamu berjanji untuk membantu seseorang, tetapi saat orang itu membutuhkan pertolongan, kamu beralasan tidak memiliki waktu. Padahal sebenarnya kamu dapat mengatur ulang waktumu sehingga kamu bisa memberikan waktu membantu orang itu.
Jadi pada intinya kamu harus berusaha untuk menepati janji tersebut. Bahkan jika kamu harus berkorban, lakukanlah hal itu. Apabila kamu belum bisa melunasi semua janjimu, maka mulailah ‘mencicil’ janji itu dengan cara-cara yang sederhana.
Karena dengan kamu melakukan hal tersebut, sesungguhnya kamu sedang MENUNJUKKAN BUKTI bahwa kamu adalah orang yang bisa dipercayai perkataannya, sekaligus kamu juga sedang membuka PERKENANAN dan BERKAT dari Sang Pencipta. Karena kamu telah melakukan suatu keadilan yaitu mengembalikan apa yang menjadi milik dan hak orang yang kamu janjikan itu.