Informasi tentang Covid-19 dan cara untuk mengalami kesembuhan terus berseliweran di media sosial. Penyebar informasi covid beragam, mulai dari Facebook, Instagram, dan yang paling sering dari Whatsap message, entah postingan di grup ataupun direct message.
Informasi yang disampaikan pun beragam mencerminkan kondisi emosi dan pemahaman dari orang yang mengirimkan. Dari hasil penilaian sesaat, masyarakat penyebar informasi tentang pandemi ini terbagi menjadi 6 kelompok:
1. Kelompok sok tau.
Kelompok ini sebenarnya orangnya cukup panikan/penakut, maka itu segala informasi yang diterima di akun medsosnya tidak bisa tersaring dengan baik. Jempol untuk share lebih cepat bergerak daripada pikiran yang kritis. Alhasil informasi HOAX pun biasaya tersebar oleh orang – orang panik seperti ini.
2. Kelompok labil.
Kelompok ini cepat sekali mengalami perubahan keyakinan terhadap suatu informasi. Tadinya sangat percaya bahwa virus Covid ini sangat berbahaya, tapi setelah mendapat informasi lainnya lagi, keyakinannya pun segera berubah. Ia jadi tidak percaya Covid itu berbahaya, namun sikap dan keputusannya tetap saja menunjukkan ketakutan.
3. Kelompok fanatik medis.
Kelompok ini sangat percaya dengan dokter dan para ahli. Sehingga sangat ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Dari sejak awal Covid mereka tidak pernah teledor dalam hal tersebut. Biasanya message yang mereka sebarkan berkaitan dengan protokol kesehatan, mirip seperti pemerintah.
4. Kelompok klarifikasi.
Kelompok ini biasanya sehabis menyebarkan informasi tertentu sering menyesal karena setelah itu mereka mendapatkan informasi yang bertolak belakang dari apa yang disebarkan sebelumnya. Alhasil mereka jadi sibuk klarifikasi agar tidak menjadi tertuduh sebagai penyebar informasi yang menyesatkan.
5. Kelompok bodo amat.
Nah kelompok ini biasanya udah antipati dengan segala berita dan informasi di media sosial. Mereka tidak peduli lagi, sebab mereka melihat bahwa tidak ada satupun orang yang bisa dipercaya.
6. Kelompok ikut – ikutan.
Kelompok ini biasanya ikut arus saja. Pokoknya informasi apa saja yang disampaikan oleh admin grup atau anggota tidak pernah dibantah, iya – iya saja. Bahkan segera menyebar luaskannya ke semua contact yang ia miliki tanpa lagi membaca. Bahkan biasanya kelompok ini tidak tahu isi dari pada broadcastannya sendiri.
Pertanyaannya, ada di kelompok manakah anda? Atau ada jenis penyebar informasi covid lain yang belum terisi dalam ‘opsi’ ini? Silahkan dilanjutkan.
Pastinya kita mesti belajar bijak dalam menyebarluaskan informasi. Jangan jadi orang yang asal menyebarkan tanpa menjadi pelaku dari informasi yang diyakini. Banyak informasi yang tersebar, pilihlah salah satu untuk diyakini dan dihidupi agar tidak membingungkan banyak orang.
Baca juga : Hukuman apa yang pantas untuk koruptor ?