Bang Ranger: Dari Relawan Jadi Pahlawan

Bagikan Artikel ini :

Halo Sobat TGR! Selamat Hari Pahlawan!

Sobat masih ingat, kan, Setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional? Menurut Sobat, yang disebut sebagai pahlawan itu siapa saja, sih? Apakah mereka yang berjuang di medan perang? Atau mereka yang rela berkorban waktu, uang, dan pikiran?

Kata pahlawan selalu identik dengan perjuangan dan pengorbanan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘pahlawan’ diartikan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Jika merujuk pada makna pahlawan dalam KBBI, maka memungkinkan bagi siapapun yang berjuang dan rela berkorban dalam hal kebenaran kita sebut sebagai pahlawan.

(Dokumentasi TGR Community, 2018)

Nah, tepat di hari pahlawan ini, yuk kita berkenalan dengan salah satu relawan TGR Community, Kak Herdika Praga Adya Perkasa atau yang akrab disapa Bang Ranger. Pria yang lahir di Jakarta Timur ini bergabung dengan TGR Community sejak lima tahun yang lalu. Ia mengemban tugas sebagai fotografer, videografer, dan video editor di tahun awal terbentuknya TGR hingga sekarang. Sudah banyak konten video hasil karya Bang Ranger dan kawan-kawan yang disajikan di kanal Youtube Traditional Games Returns.

Bersama TGR, sudah banyak peran dan tugas yang diemban olehnya sebagai relawan yang rela bertugas di balik layar konten-konten TGR. Meskipun ia mempunyai kesibukan lain yang cukup padat, Bang Ranger sebisa mungkin membagi waktu dan perhatiannya untuk tetap ikut melestarikan dan mengenalkan warisan budaya Indonesia, khususnya permainan tradisional melalui TGR kepada masyarakat sekitar. Salah satunya dengan konsisten berkarya menyajikan tayangan-tayangan melalui kanal Youtube dalam misinya untuk mengenalkan permainan tradisional.

Dalam satu kesempatan, Bang Ranger ditemani Kak Aghnina Wahdini, Founder dan Executive Director TGR Community, sukses mengenalkan TGR melalui presentasinya dalam acara Jambore PR Indonesia di tahun 2018 dan mengantongi juara sebagai pemenang utama. Dari situlah, TGR semakin mengudara dan bergerak masif membumikan permainan tradisional.

Tak berhenti sampai di situ, perjuangan Bang Ranger dan kawan-kawan TGR dalam mengenalkan permainan tradisional masih panjang. Berbagai kegiatan diselenggarakan, sosialisasi permainan tradisional dan hak anak digencarkan. Tidak hanya melalui kegiatan di sekolah-sekolah, namun sosialisasi juga dilaksanakan di beberapa saluran televisi yang berbeda, mulai dari Metro TV, Kompas TV, hingga Rajawali TV. Aksi nyata yang dilakukan TGR Community tak lain sebagai upaya agar permainan tradisional kembali populer, mengingat anak-anak saat ini lebih suka bermain gawai.

(Dokumentasi TGR Community, 2018) 

Bagi Bang Ranger, permainan tradisional dan gawai adalah dua hal yang berbeda dan memiliki porsinya masing-masing. Penyebutan diksi “tradisional” tak lantas melekatkan identitas kuno pada permainan-permainan masa kecil itu. Meski banyak permainan tradisional yang kini diadaptasi ke aplikasi, namun kita tidak boleh menghilangkan esensi dan ciri khas dari permainan tradisional itu sendiri, yaitu dengan mengenalkan dan memainkan langsung permainan tradisional untuk mengetahui filosofi yang ada di dalamnya.

Dalam mengenalkan warisan budaya khususnya permainan tradisional, tentu membutuhkan peran relawan dari generasi muda agar permainan tradisional kembali berjaya. Kaum muda harus tetap berjuang untuk mengenalkan dan menjaga eksistensi permainan tradisional agar tetap dikenal oleh generasi mendatang. Permainan tradisional perlu dikenalkan dengan pendekatan yang relevan serta cara yang menyenangkan, agar nantinya dapat diterima dan kembali eksis di tengah-tengah masyarakat.

Bang Ranger meyakini bahwa perjuangan para relawan untuk mengenalkan dan melestarikan permainan tradisional merupakan bentuk belajar mencintai budaya negeri sendiri dan tidak boleh berhenti sampai di sini. Indonesia masih membutuhkan banyak relawan yang semangat berjuang layaknya pahlawan untuk merawat kenangan dengan melestarikan permainan tradisional. Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar! (Kontributor, Zahara Choirunnisa/ed. SF)

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *