Pilihan Hidup

Berbagai Pilihan Dalam Hidup, Mau Pilih yang Mana ?

Bagikan Artikel ini :

Suatu kali ada seorang yang bijaksana datang ke sebuah restoran, dan menerima perlakuan yang kurang menyenangkan dari seorang pelayan restoran, hanya karena baju yang ia kenakan begitu sederhana. Sementara di depan matanya sendiri si pelayan yang sama memperlakukan orang lain yang berbusana mewah dengan sikap yang sangat ramah.

Meski mengalami perlakuan tidak menyenangkan, tidak tampak sama sekali ada tanda-tanda kekesalan atau ketersinggungan dari orang tersebut. Hingga sang pemilik restoran yang melihat kejadian itu merasa tidak enak dan menegur si pelayan tersebut.

Sang pemilik restoran meminta maaf kepada orang tersebut sambil bertanya karena rasa penasaran : “Tuan, saya lihat bagaimana perlakuan pegawai saya terhadap anda, tapi anda tetap ramah dan sopan kepadanya, apa anda tidak merasa tersinggung ?”

Orang tersebut menjawab : “ Saya tidak mau kehilangan sukacita yang saya miliki, dan akhirnya merusak selera makan saya dengan marah-marah atau tersinggung. Itu artinya saya telah menyerahkan kendali hidup saya kepada pegawai anda..”

Sikap yang ditunjukkan oleh orang bijaksana tersebut adalah sebuah respon, bukan reaksi.

Reaksi adalah sebuah tindakan yang kita ambil akibat pengaruh dari kondisi atau situasi yang sedang kita alami.

Sedangkan respon adalah tindakan yang bersumber dari keberadaan atau jati diri kita yang sesungguhnya.

Respon yang tepat akan selalu mendatangkan solusi dan berfokus pada hal yang positif, sementara reaksi seringkali mengekspresikan emosi-emosi yang negatif dan menjerumuskan kita pada masalah baru.

Beberapa hal ini merupakan prinsip-prinsip dari respon yang akurat :

1. Kesadaran bahwa mata Tuhan selalu mengawasi manusia.

Memiliki kesadaran bahwa Sang Pencipta yang Maha Tau selalu mengawasi kehidupan kita, akan selalu membuat kita berhati-hati dalam bersikap dan meresponi apapun yang terjadi dalam hidup kita. 

Kita tidak menjadi orang yang gegabah dan tergesa-gesa, namun menjadi orang yang bijaksana.

2. Respon yang tepat bertumbuh seiring kematangan karakter seseorang

Air tenang menghanyutkan, namun air beriak tanda tak dalam.

Seseorang yang telah matang secara mental, akan dengan mudah memunculkan reaksi yang tepat dalam menghadapi kondisi apapun, seburuk apapun itu. Mentalnya stabil dan tidak mudah digoyahkan, bagaikan air yang tenang namun menghanyutkan.

Sebaliknya orang yang mudah meresponi secara negatif, meluapkan emosinya dengan tergesa-gesa, menandakan bahwa ia masih kekanak-kanakan. 

Ketenangan dan kedewasaan mental seseorang dapat diperoleh jika orang itu telah membangun dengan tekun nilai-nilai kebenaran di dalam dirinya, yang kemudian menjadikan jati dirinya utuh di dalam kebenaran.

Misalnya saja : Orang yang tekun merenungkan prinsip kebenaran tentang keuangan, tidak akan panik saat mendapati dirinya ditipu oleh rekan bisnisnya. Karena ia tahu bahwa rejeki diatur oleh Tuhan, dan uang haram tidak akan pernah membawa berkah, maka ia tidak akan pusing memikirkan uang yang lenyap tersebut. Justru ia bersyukur karena rekan bisnis yang menjadi musuh dalam selimut akhirnya tersingkapkan.

3. Membangun jati diri dengan nilai-nilai kebenaran.

Orang yang bertekun dalam merenungkan nilai kebenaran, dan menjadikannya keyakinan kokoh dalam hidupnya, sama seperti seseorang yang membangun sebuah rumah dengan fondasi yang sangat kuat.

Fondasi berupa nilai-nilai kebenaran yang ia bangun selama bertahun-tahun, akan membentuk jati dirinya menjadi seseorang yang utuh.

Respon yang spontan dikontrol bukan oleh logika ataupun otak sadar seseorang, namun dari alam bawah sadar yang menyimpan nilai-nilai, filosofi hidup, dan prespektif seseorang dalam memandang kehidupan. 

Fondasi nilai-nilai kebenaran yang kokoh yang “tersimpan” di alam bawah sadar, pasti akan selalu memunculkan respon yang tepat dalam menghadapi masalah apapun, tidak mudah tersulut emosinya hanya karena hal-hal sepele.

4. Respon yang tepat membawa hidup kita selalu berkemenangan.

Setiap jalan kehidupan manusia ditentukan oleh pengambilan keputusannya sendiri. Keputusan yang didasari oleh reaksi spontan yang negatif, selalu membawa kehidupan manusia menjadi lebih runyam dan berbelit-belit, bahkan tak jarang menemui jalan buntu, dan kemudian menyesal karena harus berputar arah dan menghabiskan waktu yang berharga.

Keputusan yang diambil oleh reaksi negatif, biasanya karena orang tersebut akal sehatnya telah tertutupi oleh “kabut emosional” sehingga ia tidak dapat melihat dengan clear. Padahal disanalah titik penentuan menang-kalah seseorang dalam menghadapi sesuatu.

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *