Dotulong dan Pasukan Tulungan

Bagikan Artikel ini :

Ave Neohistorian!


Ada sebuah stereotip kasar yang sempat disematkan kepada orang-orang di bagian timur Indonesia khususnya orang Ambon dan Minahasa sebagai “antek Belanda” pada saat perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Hal ini disebabkan banyaknya orang Ambon dan Minahasa yang pernah terlibat dalam pemerintahan Hindia Belanda, salah satunya adalah menjadi tentara Belanda.

Pasukan Tulungan (Hulptroepen) merupakan pasukan bantuan bentukan Belanda yang banyak diisi oleh orang-orang Minahasa. Pasukan yang dikenal sebagai “Serdadu Manado” pada awalnya terdiri dari 1.421 personil yang dipimpin oleh Groot Majoor Tololiu Dotulong berangkat ke Pulau Jawa pada 29 Maret 1829 untuk membantu Belanda dalam perang Diponegoro.

Koran berbahasa Belanda di Hindia Belanda, De Sumatra Post menulis “Diponegoro hanya ingin menyerah kepada pasukan Tulungan Minahasa”. Koran ini menyebut Mayor Tololiu Dotulong sebagai seorang pria yang dikaruniai keberanian dan kebijaksanaan luar biasa, serta selalu berhasil memimpin para prajuritnya.

Pangeran Diponegoro berulang kali mengucapkan kekagumannya terhadap keberanian Mayor Tololiu Dotulong, bahkan setelah ia dipenjarakan. Dalam lukisan terkenal penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh pun, Mayor Tololiu Dotulong juga muncul di dalam lukisan tersebut.

Pasukan Tulungan yang kembali ke Minahasa nantinya akan menginspirasi banyaknya pemuda Minahasa untuk bergabung dalam tentara Kerajaan di Hindia Belanda atau yang lebih dikenal sebagai KNIL. Di kemudian hari, pasukan ini juga diturunkan dalam Perang Padri di Sumatera Barat dan Perang Aceh.

Maka, tidak heran jika banyak tokoh militer Indonesia di masa depan berasal dari Minahasa seperti Alex Kawilarang, Ventje Sumual, Daan Mogot dan Prabowo Subianto

  • A. Ngantung
    Editor: Thomas
    Sumber:
    Wenas, Jessy (2007). Sejarah dan Kebudayaan Minahasa. Institut Seni Budaya Sulawesi Utara.

AveNeohistorian #minahasa #sulawesiutara #SejarahIndonesia 🇮🇩 #tniangkatandarat👉👉💪🏃👏

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *