Permainan Tradisional Engklek

Engklek permainan tradisional yang menyenangkan

Bagikan Artikel ini :

Halo Sobat TGR!

Saat ini, pandemi belum berakhir. Pemberlakuan masa PPKM beberapa bulan yang lalu berdampak pada meningkatnya penggunaan gawai (gadget) di masyarakat, khususnya pada anak. Hal ini tentu saja dapat berakibat buruk dalam jangka panjang apabila tidak diperhatikan dengan bijak.

Salah satu cara mengurangi dampak buruk gawai adalah dengan mengajak anak bermain bersama. Nah, di sinilah peran Sobat TGR untuk mengajak anak-anak bermain permainan tradisional. Sobat bisa mengajak anak-anak bermain engklek lho. Permainan ini dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki, dari sinilah permainan ini disebut dengan ‘engklek’.

(Dokumentasi TGR Community, 2019)

Permainan engklek merupakan permainan yang berasal dari bahasa Belanda yaitu Zondag Maandag yang kemudian diadopsi masyarakat Indonesia menjadi Sunda Manda. Permainan ini biasa dimainkan oleh anak-anak perempuan pada masa penjajahan Belanda. Permainan engklek juga memiliki beragam nama di setiap daerah. Di Jakarta permainan ini disebut dampu bulan, di Riau disebut setatak, di NTT disebut siki doka, dan sebagainya.

Permainan engklek dapat dimainkan di tanah lapang atau pun di halaman rumah dengan cara menggambar pola kotak-kotak menggunakan kapur tulis, arang, atau pecahan genteng. Permainan ini dimainkan minimal dua orang pemain. Masing-masing pemain harus memiliki gaco, yaitu batu atau pecahan genting yang pipih yang digunakan sebagai alat lempar. Cara bermain engklek yaitu sebagai berikut.

  • Seluruh pemain harus melakukan hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang mendapatkan giliran pertama dan seterusnya.
  • Setelah mendapatkan gilirannya para pemain dapat melemparkan gaco pada kotak dan tidak boleh melebihi garis pada kotak. Jika melebihi garis pada kotak, maka pemain dinyatakan gugur.
  • Setelah melemparkan gaco, pemain dapat melompat menggunakan satu kaki dengan melompati kotak yang terdapat gaco kemudian kembali lagi mengambil gaco dengan posisi kaki satu masih diangkat.
  • Selanjutnya, pemain dapat melemparkan gaco pada kotak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.
  • Jika pemain berhasil menyelesaikan lemparan gaco pada seluruh kotak, maka pemain harus melempar gaco ke gunung dan mengambilnya dengan membelakangi gunung. Bila pemain berhasil menyelesaikannya, maka pemain berhak mendapat satu kotak yang diberi tanda bintang sebagai rumah dan tidak boleh diinjak oleh pemain lain.
  • Pemenang dari permainan ini ialah pemain dengan bintang terbanyak.
(Dokumentasi TGR Community, 2018)

Di masa pandemi seperti ini, permainan tradisional engklek dapat menjadi media yang menyenangkan untuk bermain sekaligus mendidik dan melatih motorik anak. Anak-anak dapat belajar untuk bersikap jujur, belajar berhitung, tangkas dan bergerak aktif dalam permainan ini. Dengan begitu, tentunya permainan yang sarat akan makna ini dapat tetap lestari. Lupakan Gadgetmu, Ayo Main Di Rumah! (KUN/ed.AAA&NIU)

Referensi:

Anonim. 2021. Permainan Engklek: Pengertian, Sejarah, dan Cara Bermainnya. Dikutip melalui laman https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/berita-hari-ini/permainan-engklek-pengertian-sejarah-dan-cara-bermainnya-1v3f5s42n0P. Diakses 27 September 2021.

Apriani, Dian. 2013. Penerapan Permainan Tradisional Engklek Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B RA Al-Hidayah 2 Tarik Sidoarjo. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Marijan. 2021. Permainan Tradisional Engklek Menyenangkan dan Mendidik. Dikutip melalui laman https://radarkudus.jawapos.com/read/2021/08/10/281369/permainan-tradisional-engklek-menyenangkan-dan-mendidik. Diakses 27 September 2021.

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *