Belilah barang yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan.
Pasti kamu sering denger quote barusan kan ? Tapi biarpun kita sebetulnya tau dan sadar untuk membeli barang-barang yang kita butuhkan saja, tapi seringkali kita juga tergoda dan membeli barang yang sebetulnya tidak kita butuhkan, atau belum kita butuhkan sekarang.. Lho.., kenapa yaaa…???
Mungkin aja ternyata selama ini tanpa anda sadari, anda “termakan” trik-trik marketing produk yang lihai dan mulus. Kali ini Indonesiaone merangkum beberapa trik marketing yang mungkin selama ini berhasil menggoda anda untuk berberbelanja lebih lagi :
1. Menyetel musik yang membuat nyaman.
Riset ilmiah menunjukkan bahwa musik yang nyaman membuat orang cenderung mengeluarkan uang 10% lebih besar saat berbelanja atau saat sedang makan di restoran/cafe.
Itulah sebabnya restoran, cafe, dan pusat perbelanjaan sering memutar musik yang nyaman seperti musik klasik ataupun musik yang sedang hits dan familiar di telinga pengunjung. Sambil bersenandung, jiwa terasa ringan dan tanpa sadar troli sudah penuh dengan belanjaan.. hehehe…
2. Aroma yang menggoda.
Nah kalau strategi yang barusan stimulusnya lewat indera pendengaran, kali ini indera penciuman kita yang jadi sasaran!
Teknik marketing yang satu ini sering digunakan oleh produk makanan ataupun parfum. Aroma yang wangi dan lezat dengan seketika langsung disampaikan ke otak. Beberapa penelitian menyebutkan, bahwa aroma makanan yang “hangat”, merupakan rangsangan yang sangat kuat bagi otak manusia.
Duh, masih anget nih… enak banget pastinya…
Teknik marketing ini semakin sering kita jumpai di toko-toko kue dan roti di mall-mall. Dapur dan oven tempat memanggang sengaja ditaruh di dekat pintu masuk agar aromanya mengggoda setiap orang yang lewat di depannya.
Bahkan, ada salah satu merk roti dalam negeri yang sengaja membuat parfum beraroma roti, dan memasang parfum tersebut di pintu keluar Mall seberang tokonya berada, sehingga setiap orang yang keluar dari mall tersebut secara otomatis “ngiler” dan membeli roti mereka.
3. Penempatan Produk yang pas.
Seorang marketing yang handal selalu tahu dimana posisi yang paling baik agar produk tersebut dibeli oleh pengunjung toko.
Produk yang ditaruh sejajar dengan “eye level” adalah tempat yang paling strategis dan langsung dilihat oleh pengunjung. Itulah sebabnya produk-produk unggulan, yang favorit atau yang harganya mahal selalu ditaruh di etalase yang sejajar dengan pandangan pengunjung toko.
4. Perubahan Ukuran atau Porsi.
Teknik lainnya agar kita membeli lebih adalah menambah porsi produk tanpa kita sadari. Produk seperti French Fries misalnya, selama 20 tahun terakhir selalu mengalami peningkatan secara porsi dan juga harga. Pembeli bahkan tidak sadar bahwa mereka telah mengkonsumsi lebih banyak french fries dari waktu ke waktu.
Teknik ini juga bisa digunakan secara sebaliknya. Produsen mengurangi isi produk, namun harganya tetap sama. Inilah sebabnya ada candaan beberapa produk yang isinya “angin doang”.
5. Harga yang lebih murah, diskon diskon diskon !
Penelitian lebih lanjut menyimpulkan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk membeli suatu barang yang harganya lebih murah daripada harga normalnya. Namun, pada umumnya diskon produk tersebut diberikan karena barang tersebut kurang laku atau hampir kadaluwarsa.
Harga yang dicoret , tulisan diskon 40% , 50% , dan 70% di spanduk-spanduk besar memang merupakan daya tarik psikologi yang sulit ditolak oleh pembeli. Strategi besarnya adalah memberikan diskon besar-besaran pada beberapa produk, sementara beberapa produk lainnya justru lebih tinggi dari harga pasaran. Ujung-ujungnya, toko akan memperoleh keuntungan yang lebih karena perilaku konsumen yang impulsif karena psikologi “SALE” yang sudah tertanam dalam benak mereka.
Terkadang ada beberapa toko yang terlebih dahulu melakukan “mark up” pada harga lalu didiskon secara besar-besaran. Padahal, kalau kita mau lebih cermat kita akan sadar bahwa harga yang diberikan sebetulnya normal-normal saja.
6. Endorse Artis.
“Mereka juga pakai produk ini!” Itulah impresi dan pesan yang ingin disampaikan saat sebuah iklan menampilkan artis tertentu sedang menggunakan produk.
Menurut ilmu psikologi, secara tidak sadar pesan dalam iklan tersebut menanamkan pada para calon pelanggan rasa ingin untuk ikut dalam lifestyle yang dimiliki oleh artis tersebut, meskipun sebetulnya kita tidak membutuhkannya.
7. Healty Food.
Seiring dengan kesadaran masyarakat tentang kesehatan yang semakin meningkat, para produsen makanan juga tahu cara memanfaatkan kesempatan ini.
Seringkali hanya dengan memberi label “100% Organik” atau label “Healty Food” membuat para customer dengan begitu saja membeli produk yang sebetulnya memiliki komposisi yang sama dengan produk sejenisnya. Untuk itu, memang dibutuhkan ketelitian dalam memilih dan melihat komposisi suatu produk.
Nah setelah melihat trik-trik marketing diatas, apakah ada yang relevan dan pernah anda alami ?
Semoga informasi ini bermanfaat.