Orang bilang tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan.
Pendapat itu mungkin benar, karena jalan menuju dipenuhi dengan kerja keras dan ketekunan. Namun sebetulnya jalan menuju kesuksesan dapat “dipercepat” dan dipermudah yaitu dengan cara : mentoring.
Mentoring – pembinaan dari orang yang kita anggap sudah ahli / lebih senior, dengan tujuan memindahkan atau mentransfer nilai hidup, konsep pikir, keahlian, untuk memunculkan para successor – penerus kesuksesan.
Prinsip dasarnya para mentor “memultiplikasikan” kehidupan mereka kepada orang-orang yang ada dalam pengayoman mereka, sebagai hasilnya para mentor tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan atau tugas mereka dengan lebih cepat. Hasil dan pekerjaan yang dihasilkan menjadi berkali-kali lipat.
Faktor dalam mentoring
Seseorang dapat menjadi seorang mentor tidak ditentukan dari usianya saja, tetapi dari keahlian dan pengalamannya dalam sebuah pekerjaan atau bidang tertentu.
Kualitas adalah persyaratan utama menjadi seorang mentor.
Pengalaman dan jam terbang seseorang menekuni sebuah pekerjaan adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas seseorang.
Begitu juga dengan faktor pendidikan seseorang. Sebagai contoh : banyak orang-orang yang masih muda dan belum terlalu berpengalaman, namun memiliki jabatan lebih tinggi dibandingkan rekan-rekannya yang lebih tua, karena faktor pendidikan yang mereka tempuh membuat mereka memiliki kemampuan berpikir, skill, dan kemampuan diatas rata-rata.
Proses mencari mentor yang tepat
Dalam mencari mentor yang tepat, pertama-tama kita harus memastikan kalau mentor tersebut memiliki visi yang panjang ke depan, karena mentorship itu sifatnya life time relationship.
Mentoring berbeda dengan pelatihan yang sifatnya singkat, mentoring bersifat jangka panjang, dengan tujuan memindahkan nilai hidup, konsep pikir, dan keahlian sang mentor dan menjadikan anak mentornya sebagai successor atau penerus kesuksesan si mentor.
Itulah sebabnya, dalam memilih mentor, kita harus memastikan memilih mentor yang tepat, yang teruji keahliannya, seseorang yang visioner, dan yang terpenting adalah seseorang yang teruji integritas kehidupannya.
Konsep mentoring sangatlah berbahaya jika dijalankan oleh seorang mentor yang memiliki filosofi hidup yang salah. Misalnya saja tokoh pemimpin tiran seperti Hitler, yang menjadi petaka bagi dunia jika ia berhasil mementor banyak orang menjadi suksesornya. Tapi di sisi lain, seorang mentor yang baik dan berintegritas juga akan melahirkan para suksesor yang berintegritas.
Karena itu kita tidak perlu terburu-buru memilih seorang mentor, amati saja dulu kehidupannya sehari-hari dan caranya menyelesaikan masalah dalam bidang yang kita minati. Dari situlah kita tahu apakah orang tersebut pantas atau tidak menjadi mentor yang kita teladani dalam hidup kita.