Jatuh cinta sangatlah mudah,
Karena itu sampai dinamakan “jatuh”. Tidak dibutuhkan effort untuk terjatuh.
Tapi untuk membangun cinta, butuh upaya yang keras. Terus mencintai orang yang sama dan terus bertambah cintanya dari hari ke hari dalam kehidupan pernikahan, membutuhkan effort dari 2 belah pihak. Dibutuhkan kemauan untuk terus memahami pasangannya dan upaya serius untuk terus jatuh cinta kepada orang yang sama.
Ada banyak org sibuk mempersiapkan “hari pernikahan”, tapi lupa mempersiapkan kehidupan pernikahan yang akan dijalani setelahnya, seumur hidupnya. Hari pernikahan hanyalah 1 hari, tetapi kehidupan pernikahan adalah seumur hidup.
Alhasil, kehidupan pernikahan akhirnya dipenuhi oleh konflik dan cekcok yang tidak berujung. Nah, untuk menghindari hal itu terjadi dalam kehidupan pernikahan kita, beberapa tips ini dapat dipraktekkan dalam menjalani dinamika pernikahan, agar kehidupan pernikahan terus berjalan harmonis :
1. Dalam kehidupan pernikahan, tidak boleh marah pada saat yang bersamaan. Jika ingin marah, harus bergantian.
Prinsipnya sederhana, jangan marah pada waktu yang bersamaan. Saat seorang pasangan sedang marah, pasangannya lebih baik tetap tenang dan mencoba memahami luapan kemarahan si pasangan, sembari mengevaluasi diri.
2. Dalam kehidupan rumah tangga, suami istri tidak boleh saling berteriak, bicara dalam nada tinggi atau membentak, kecuali rumah sedang kebakaran.
Ingatlah prinsip ini, buatlah kesepakatan di dalam rumah tangga bahwa apapun yang terjadi, suami dan istri tidak boleh saling berteriak dan membentak. Tapi beda cerita kalau rumah sedang kebakaran ya.. hehehe..
Namun jika salah satu pasangan hilang kendali dan mulai berteriakdan membentak, maka sama seperti poin pertama, pasangan lainnya haruslah tetap tenang dan tidak balas membentak.
3. Jika sedang berargumen atau bertengkar, pastikan pasanganmu yang akhirnya memenangkan adu argumentasi tersebut.
Tidak penting siapa yang salah dan siapa yang benar, dan justru keadaan akan jauh lebih baik jika masing-masing pasangan menghendaki pasangannyalah yang memenangkan adu argumentasi yang terjadi.
4. Jika harus mengkritik pasangan, lakukan dengan lembut dan penuh kasih.
Setiap manusia tidak ada yang sempurna, begitu juga pasangan kita. Saat kita harus mengkritik atau mengoreksi pasangan, lakukanlah dengan lembut dan dengan niat hati yang tulus, bukan untuk menghukum atau menghancurkan pasangan kita.
5. Jangan mengungkit kesalahan masa lalu.
Alangkah baiknya jika sebagai pasangan suami istri berkomitmen untuk tidak pernah mengungkit kesalahan di masa lalu, yang dapat menimbulkan luka yang baru atau justru mengorek kembali luka yang belum sepenuhnya sembuh.
6. Singkirkan gadget yang berpotensi membuat kita sibuk sendiri.
Di malam atau pagi hari, sebelum atau sesudah beraktivitas, biasakanlah untuk berfokus membangun kedekatan emosional dgn pasangan, bercakap-cakap dan berkomunikasi. Singkirkan segala distraksi yang dapat membuat kita sibuk dengan diri sendiri.
7. jangan pernah tidur dengan sebuah masalah atau argumentasi yang belum tuntas.
Masalah yang belum tuntas dan diabaikan begitu saja, ibarat bom waktu yang di kemudian hari akan meledak. Biasanya pemicunya hanyalah konflik kecil saja, tapi karena ada ganjalan yang tersimpan di hati selama sekian lama, maka semua itu akan meluap dan meledak begitu saja.
8. Ucapkan kata-kata membangun, pujian, dan apresiasi pada pasangan minimal 1x sehari.
Kebiasaan ini mungkin sederhana, tapi efeknya luar biasa. Lakukanlah kebiasaan ini dengan tulus, tidak perlu berlebihan. Renungkan kebaikan pasangan kita dan apresiasi saat ia melakukannya. Hal itu akan membuat kita semakin bersyukur akan pasangan kita, dan tidak terfokus pada kekurangan-kekurangannya.
9. Akui kesalahan dan ketidakakuratan di depan pasangan.
Seringkali seorang suami atau istri memilih untuk menyimpan rapat-rapat kesalahan yang ia buat dari pasangannya, dengan alasan tidak mau menyakiti hati pasangannya. Tap bagaimanapun juga pasangan akan dapat “mencium” sesuatu yang tidak beres dari pasangannya. Apalagi jika akhirnya terbongkar karena terpaksa, akan jauh lebih menyakitkan untuk pasangannya.
Berbesar hati untuk mengakui kesalahan dan ketidakakuratan akan membuka pintu pemulihan bagi kedua pasangan.
10. Dibutuhkan 2 orang untuk terjadi pertengkaran. Pihak yang salah adalah pihak yang paling banyak bicara.
Mengalah bukan berarti kalah. Saat terjadi pertengkaran, justru pihak yang paling banyak bicara adalah pihak yang salah.
Itulah 10 tips praktis dalam rumah tangga. Semoga bermanfaat.