Ave Neohistorian!
Hanabi desu.
Kira-kira pada tahun 150 masehi, terdapat sebuah buku berjudul Geographia yang ditulis oleh seorang Yunani bernama Claudius Ptolemaeus. Menurut Claudius, dibagian bumi timur yang sangat jauh, tepatnya di barat pulau Labodio, ada sebuah peradaban yang disebut olehnya sebagai Argyre.
Argyre dalam bahasa Yunani berarti “perak”. Saat buku Geographia dirilis, berdirilah sebuah kerajaan bernama Salakanagara di bagian barat Jawa. Salaka berarti “perak”.
Lantas, apakah Argyre yang dimaksud Claudius dalam bukunya itu adalah Salakanagara?
Kerajaan Salakanagara memang diselimuti oleh banyak misteri dan bukan hanya soal Argyre. Banyak sekali perdebatan di kalangan sejarawan. Contohnya, sebagian sejarawan percaya bahwa Salakanagara adalah kerajaan tertua di Nusantara. Sementara saat ini yang kita ketahui sebagai kerajaan tertua di nusantara adalah Kutai Martadipura di Kalimantan Timur.
Jika kita lihat dari pertama berdirinya Salakanagara, yaitu pada abad ke-2, jelas Salakanagara lebih tua dari kerajaan Kutai yang pertama berdiri pada abad ke-4 masehi. Namun, bukti fisik mengenai kerajaan Salakanagara ini sangatlah minim, sehingga hal ini juga yang melemahkan klaim bahwa Salakanagara adalah kerajaan tertua di Nusantara.
Untuk mempertahankan argumen bahwa Salakanagara adalah kerajaan pertama di Nusantara adalah sebuah catatan perjalanan dari Cina. Kerajaan ini sudah menjalin hubungan dagang dengan dinasti Han bahkan kerajaan sunda ini mengirimkan utusan ke Cina pada abad ke-3. Disebutkan bahwa wilayah kekuasaan Salakanagara ini adalah seluruh bagian barat pulau Jawa saat ini, yaitu wilayah Jawa Barat.
Terlepas dari berbagai kontroversi dan perdebatan mengenai kerajaan tertua di Nusantara, jejak rekam kerajaan Salakanagara ini sudah bisa sedikit diungkap. Yaa, meskipun label kerajaan pertama di Nusantara masih belum bisa diyakini oleh beberapa orang, tetapi mungkin Salakanagara bisa disebut sebagai kerajaan tertua di pulau Jawa.
Menurut kalian bagaimana?
Apakah Salakanagara adalah kerajaan tertua di Nusantara?
Sumber :
-Suhardi Ekajati, “Kebudayaan Sunda : Zaman Pajajaran” 2005.
-Naskah Wangsakerta : Rajya Rajya I Bhumi 2005.
Penulis : Tanaka Hanabi
Editor : Veronica Septiana Setiawati (Anna Lim)