Ketika kita ada dalam sebuah persimpangan jalan dan harus memilih : melakukan sesuatu yang jelas-jelas salah atau menuruti hati nurani kita, selalu pilihlah mengikuti hati nurani yang ada, meskipun resikonya kita harus menempuh jalan yang lebih sulit.
Seringkali kita justru mendapati, orang-orang yang menempuh cara curang dengan harapan mendapatkan jalan pintas, justru menemui jalan buntu dan kerugian yang besar. Seperti kata pepatah “mau untung malah buntung”
Tetapi sebaliknya, saat kita memilih jalan yang lebih sukar demi mempertahankan integritas kita, maka dengan cara yang tidak masuk akal pintu kesempatan akan selalu terbuka. Hal itu memang bukan kebetulan, karena itulah hukum keadilan dari Tuhan.
Hati nurani manusia pada dasarnya selalu selaras dengan nilai kebenaran yang juga terkandung dalam norma-norma di masyarakat.
Memulihkan suara hati nurani yang telah pudar.
Mengabaikan suara hati nurani akan menyebabkan suara hati nurani menjadi pudar dan bahkan berhenti berbicara (tidak lagi mengingatkan akan hal-hal yang salah).
Apabila seseorang ingin kembali dapat mendengar suara hati nuraniya, yang pertama-tama harus ia lakukan adalah menyadari bahwa yang selama ini ia lakukan adalah hal yang salah. Kemudian ia harus “memberi makan” kehidupannya dengan input yang benar dan sehat.
Misalnya saja : Selama ini seseorang menggelapkan barang jualan tanpa membayar pajak. Ia ingin bertobat dan harus mulai menerima input tentang cara melakukan ekspor impor dengan benar, serta menerima input-input tentang nilai-nilai kejujuran dan integritas ke dalam hidupnya.
Ingatlah prinsip ini : Apa yang kita tabur pasti akan kita tuai. Siapa menabur kejahatan akan menuai kejahatan, dan siapa menabur kebaikan akan juga menuai kebaikan.
Orang-orang sering menyebutnya dengan istilah “Karma”. Karena ingatlah bahwa Tuhan itu maha adil. Saat seseorang melakukan kejahatan, mungkin ia belum menerima ganjarannya sekarang, tetapi suatu saat ia akan menerima ganjarannya juga.
Hati nurani yang murni juga akan menjagai kita dari degradasi moral yang terjadi di dalam tatanan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa nilai moral dan etika di dalam masyarakat sendiri terus mengalami penurunan dari masa ke masa. Hal yang dulu dianggap tabu dan pantang untuk dilakukan, di jaman sekarang sudah dianggap sesuatu yang biasa, termasuk kebiasaan sikut menyikut dalam dunia bisnis.
Selain mendapatkan input yang benar, kita juga membutuhkan komunitas yang sehat, yang juga mencintai kebenaran. Komunitas yang sehat akan memotivasi kita untuk juga melakukan hal-hal yang benar dan terpuji.
Saat kita memiliki hati nurani yang murni, hati nurani itu yang akan menuntun kita meraih kesuksesan yang sejati. Suara hati kita bagaikan “peta” menuju kesuksesan. Ikutilah arahan-arahannya dan raihlah kesuksesan sejati.