Mencuci otak sendiri yang toxic, bisakah ?

Bagikan Artikel ini :

“Gile otak gue udah kotor banget, isinya cuma hal-hal yang negatif melulu, kalo ga hal-hal yang bikin galau, pengalaman dikecewain sama sahabat sendiri, iri dan dengki sama orang lain.. wah udah ga beres nih otak gue..”

Seringkali seseorang menyadari bahwa dirinya sudah terlalu “toxic” dan negatif, tetapi sulit untuk mengubah dirinya menjadi orang yang positif dan lebih baik. Seakan hal-hal negatif itu udah berakar banget di pikirannya.

Hal itu disebabkan oleh karena lingkungan dan masa lalu yang selama ini membentuk hidupnya bertahun-tahun, telah membentuk jati diri nya sedemikian rupa, sehingga Alam bawah sadarnya memiliki “cap” tersendiri tentang penilaiannya terhadap dirinya.

Tanpa sadar, ia meyakini bahwa dirinya adalah pembohong, pemalas, pencuri, selalu gagal, bodoh, dan lain-lain.

Jika ingin berubah, tidak ada cara lain ia harus mencuci ulang otaknya menjadi bersih dan murni kembali.

Bagaimana cara mencuci otak yang terlanjur toxic ?

Cara paling mudah untuk mencuci atau mengedit ulang alam bawah sadar manusia adalah dengan teknik Afirmasi.

Afirmasi adalah tindakan memperkatakan hal yang positif sebagai pernyataan atau peneguhan kepada diri sendiri sambil membayangkan dalam imajinasi secara terus menerus dengan tekun dan berulang-ulang.

Jika kita pernah melihat metode cuci otak di film2 spionase, dimana seseorang dimasukkan ke dalam suatu ruangan dan diputarkan audio tertentu berisi kata-kata yang diputar selama ribuan kali, dengan tujuan mencuci otak orang yang bersangkutan.

Hal ini sebetulnya memiliki prinsip yang sama dengan teknik afirmasi, hanya saja brainwash dilakukan dengan keterpaksaan sehingga mental orang tersebut mengalami kehancuran dan menjadi sangat mudah untuk didoktrin ulang pikirannyaa. Sementara teknik afirmasi dilakukan dengan sukarela, dengan tujuan mengganti mentalitas salah yang tersimpan di alam bawah sadar dan menggantikannya dengan mentalitas yang benar.

Ilmu pengetahuan telah membuktikan, bahwa Input positif yang dengan tekun dilakukan melalui afirmasi, sanggup membuat input positif tersebut menyatu dengan hidup seseorang dan bahkan menggantikan input-input negatif yang selama ini ia miliki.

Sebetulnya sepanjang hidup kita, kita seringkali mendengar afirmasi yang diperkatakan oleh orang-orang sekitar kita, dan sayangnya seringkali kata-kata yang diucapkan adalah yang negatif.

Misalnya : “ah kamu ga becus ngerjain apa-apa”, “masa gini aja ga bisa, kamu bodoh banget”, dan lain-lain. 

Tanpa sadar, selama sekian lama kita terus mendengar kata-kata tersebut hingga timbul mental block dalam pikiran kita. Setiap kali kita ingin melakukan sesuatu, alam bawah sadar kita memunculkan sinyal yang menahan kita melakukan hal tersebut. Pikiran kita pun tanpa sadar “meneguhkan” hal itu dengan berkata “Aku tidak akan bisa ngerjain hal ini”, alhasil hasil kerja kita pun akan menjadi gagal.

Tapi saat kita mulai mempraktekkan teknik afirmasi sambil membayangkan kita berhasil mengerjakan hal tersebut . (misalnya : memasak), lalu kita membayangkan orang lain mencoba dan menyukai masakan kita, maka secara perlahan imajinasi itu akan mulai meruntuhkan mental block yang selama ini terbangun kokoh dalam diri kita.

Memang bukan berarti masakan kita sekejab menjadi enak, tapi kita pasti akan mengalami progress walaupun sedikit demi sedikit, namun terus progress hingga menjadi ahli. Dengan merubah mental block yang kita miliki, setidaknya halangan yang selama ini mencegah kita untuk melakukan apa-apa akan mulai tersingkir. Kita pun dapat merasakan dorongan dalam diri untuk mulai mencoba.

Perubahan membutuhkan kekonsistenan. Saat kita melakukan teknik afirmasi ini dengan konsisten, maka kita akan mendapati bahwa secara perlahan kita akan mulai mengalami kemajuan yang permanen.

Alam bawah sadar yang telah berubah memunculkan jati diri yang baru yaitu mentalitas seorang pemenang (champion). Masalah yang datang mungkin persis sama, atau bahkan lebih hebat, tetapi cara orang itu merespon sudah berbeda yaitu dengan sudut pandang seorang pemenang. Sehingga respon yang ia munculkan pun berbeda, dan masalah itu dapat ia selesaikan dengan mudah.

Saya sudah terlalu sulit mempercayai sesuatu yang positif, lalu harus bagaimana ?

Bagi orang-orang yang terlanjur memiliki mentalitas negatif, seringkali input yang positif sangat sulit untuk dipercayai, karena mereka sudah terlalu sering menghadapi fakta dan kenyataan yang berkebalikan dengan input positif itu.

Salah satu filosofi kehidupan yang sangat menarik adalah : “Pemecahan rekor kehidupan”

Jika selama sekian waktu lamanya kita tidak pernah berbicara di hadapan orang banyak, maka lakukan pemecahan rekor dengan mulai berbicara di hadapan orang banyak. Mungkin awal-awal kita akan merasa gugup, jantung berdebar kencang, tangan berkeringat, dan kaki gemetaran, tapi setelah rekor terpecahkan, penampilan kedua dan seterusnya pasti akan jauh lebih baik lagi. Lakukanlah afirmasi untuk menghadapi ketakutan-ketakutan kita : “Aku pasti akan tampil percaya diri, orang-orang akan menyukai apa yang aku sampaikan, dsb”

Jika setiap hari kita terus memunculkan rekor-rekor baru dalam kehidupan, maka perlahan namun pasti hidup kita akan selalu progress dan bertumbuh dan menaklukkan semua ketakutan-ketakutan kita.

Pada beberapa orang, memang membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mengasah mentalitas dibanddingkan orang lainnya. Namun, keterbukaan kita untuk berubah dan meyakini bahwa kita akan bisa menjadi lebih baik, akan membuat kita terus dapat bergerak maju.

Itu juga sebabnya, kita membutuhkan dukungan motivasi dan dorongan dari input-input positif baik itu dari seseorang ataupun sesuatu hal. – memotivasi kita, mempengaruhi jalan berpikir, menanamkan kata-kata positif dan nilai-nilai yang baru , meyakinkan bahwa kita memang bisa.

Latihan, ketekunan, dan keyakinan bahwa kita bisa berubah adalah hal yang paling dibutuhkan.

Indikator perubahan positif

  1. Sudut pandang kita mulai positif dalam menghadapi permasalahan. Kita mulai bisa menemukan hikmah dari setiap kejadian yang ada dan bahkan bisa mengambil manfaat dari peristiwa tersebut.
  2. Lebih bersemangat dari sebelumnya, bahkan di tengah tantangan dan masalah.
  3. Respon awal saat menghadapi tantangan, menunjukkan ketegaran dan ketangguhan.

Dengan mentalitas yang baru tersebut, kita mulai dapat melihat peluang dalam masalah, dan justru mengambil peluang tersebut. Dalam setiap tindakan selalu ada resiko, begitu juga dengan setiap peluang selalu ada resikonya. 

Mentalitas yang positif akan membuat kita menimbang resiko yang ada, menganalisa dan meminimalisir resiko yang mungkin timbul, membuat perencanaan yang matang sehingga kita dapat meraih keuntungan dan keberhasilan dari peluang yang ada.

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *