Mengenal Permainan Tradisional: Bekel

Bagikan Artikel ini :

Siapa yang tidak mengenal permainan bola bekel? Permainan bekel merupakan permainan tradisional yang mendapat pengaruh dari budaya Belanda, sebab kata bekel sendiri berasal dari bahasa Belanda bikkelspel atau bikkelen. Di balik permainan ini, terkandung makna filosofis menurut adat Jawa yang memercayai bahwa bola bekel adalah simbol hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesama manusia.

Dengan peraturan permainan yang melempar bola bolak-balik dalam urutan 1-5 mengartikan bahwa permainan ini memuat 5 pesan, di antaranya:

  1. Bahwa manusia harus memiliki iman kepada Tuhan yang diletakkan sebagai tujuan utama hidup;
  2. Bahwa manusia itu pada dasarnya makhluk yang suci lahir batin;
  3. Bahwa manusia mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk;
  4. Bahwa manusia harus menjaga hubungan antarsesama;
  5. Barang siapa yang menjalankan perintah Tuhan dan menghindari larangan-Nya akan hidup sejahtera.

Permainan bekel yang awal mulanya berasal dari tanah Jawa ini merupakan permainan tradisional yang cukup populer di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan menyebarnya permainan bekel di berbagai daerah di Indonesia sebagai media permainan namun dengan beberapa variasi. Contohnya, di Jawa Timur permainan ini dimainkan menggunakan bola karet seukuran bola pingpong dan biji bekel yang terbuat dari kuningan atau plastik. Sementara di Jawa Barat, permainan bekel disebut dengan beklen umumnya menggunakan biji kuwuk kerang sebagai biji bekel. Lain halnya di Kepulauan Riau, permainan bekel memiliki sebutan besimbang, dimainkan dengan bola bekel yang terbuat dari kulit kerang yang telah dipoles sehingga permukaannya menjadi licin dan berbentuk seperti bola. Ada pula ditemui di Gorontalo, anak-anak pada umumnya menggunakan bola kasti sebagai bola ponti atau bola bekel.

Permainan bekel biasanya dimainkan oleh 2-5 orang pemain dengan cara bermain sebagai berikut:

  • Siapkan bola bekel dan 5 buah biji bekel
  • Pemain melakukan pengundian untuk menentukan urutan bermain
  • Permainan dilakukan dengan mengumpulkan biji bekel setelah bola bekel dilambungkan ke udara, kemudian dilanjutkan dengan mengambil kembali bola setelah satu kali pantulan bola
  • Pada babak pertama, pengumpulan biji bekel dilakukan secara bertingkat. Pada babak pertama, pemain mengambil 1 buah biji bekel pada pantulan bola pertama, mengambil 2 biji bekel pada pantulan bola kedua, dan seterusnya
  • Permainan akan berganti ke pemain berikutnya apabila tidak berhasil mengumpulkan biji bekel pada pantulan bola bekel atau muncul pelanggaran yaitu menyentuh biji bekel lain saat mencoba mengumpulkan biji bekel
  • Pada babak kedua, biji bekel diatur dengan posisi menunjukkan sisi yang sama
  • Pada babak ketiga, biji bekel diatur sama dengan posisi menunjukkan sisi berbeda dari babak kedua
  • Pemenang permainan ini adalah pemain pertama yang berhasil menyelesaikan setiap babak dalam permainan.

Permainan tradisional bola bekel pada dasarnya merupakan permainan sederhana nan sarat makna yang patut dilestarikan, karena memiliki manfaat yang baik untuk melatih motorik anak dan menumbuhkan jiwa sosial. Melalui permainan bola bekel, anak dapat melatih kemampuan berpikir strategi, ketangkasan, kejelian maupun kejujuran. Kami percaya, bahwa permainan tradisional dapat lebih membuka wawasan anak dan memaksimalkan potensi naluriah anak yang tidak dapat dijangkau oleh permainan digital.

Lupakan gadgetmu, ayo main di luar! (Krn/ed.SF)

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *