Batu Loncatan

Mengubah Situasi Buruk Menjadi Batu Loncatan

Bagikan Artikel ini :

Bersyukur dan berpikir positif sangatlah mudah saat kondisi sedang baik-baik saja, apalagi jika lagi banyak rejeki, betapa nikmat berkah dari Tuhan.

Tapi sebaliknya, saat kita menghadapi keadaan buruk, kita justru secara spontan memunculkan reaksi negatif seperti mengeluh, sumpah serapah, bahkan menyakiti diri sendiri dan orang lain.

Reaksi negatif akan selalu memperburuk keadaan, karena tindakan reaktif adalah sebuah tindakan balasan tanpa pertimbangan yang matang, berdasarkan emosi sesaat untuk menjagai diri yang sedang terusik, terganggu, tersakiti, ataupun tertuduh.

Namun, kehidupan yang dikontrol oleh reaksi, seringkali justru membuat kita menjadi lelah, frustasi, dan kehilangan harapan. Kita kehilangan kontrol kemudi dari hidup kita sendiri dan merasa hidup kita terombang ambing oleh angin masalah.

Kabar baiknya, kita justru dapat mengubah setiap masalah yang datang dalam hidup kita menjadi batu loncatan untuk kita naik level, dengan cara meresponi semua yang terjadi seturut prinsip kebenaran.

Respon adalah tindakan, tutur kata, ekspresi emosi, yang seturut dengan kebenaran yang hakiki, yaitu segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah atas seijin dan kendali Tuhan.

Berikut ini adalah beberapa cara praktis untuk membangun respon yang tepat dalam hidup kita:

1. Membangun kebiasaan merenungkan nilai kebenaran dan menghubungkannya dengan hidup sehari-hari.

Sebuah nilai kebenaran akan menjadi sebuah dasar keyakinan dalam hidup saat terus direnungkan, diperkatakan, dan diaplikasikan dalam hidup sehari-hari.

Misalnya saja, prinsip tentang segala sesuatu yang terjadi atas izin Tuhan, mulai kita renungkan dan bayangkan tentang semua hal yang telah kita lewati dalam hidup, ada dalam rancangan dan penjagaan Tuhan. Sehingga kita dapat mensyukuri segala sesuatunya, dan membuat rencana untuk masa depan dengan lebih baik lagi.

2. Membangun kesadaran bahwa kodrat kita sebagai manusia adalah hidup dalam kebenaran.

Tidak ada manusia yang terlahir sebagai penjahat. Sang Pencipta menciptakan manusia dengan kodrat yang Ilahi, yaitu untuk melakukan hal-hal yang benar.

Kesadaran bahwa kita diciptakan untuk melakukan hal yang benar, akan membuat hati kita selalu tertuju pada kebenaran, sehingga cara kita meresponi apapun yang terjadi selalu dari sudut pandang kebenaran.

3. Membiasakan diri mendisiplin pikiran.

Saringlah pemikiran apapun yang melintas dalam pikiran kita. Jika itu pikiran negatif, asumsi buruk, niat jahat, iri dan dengki, kemarahan dan dendam, dan semua lainnya yang negatif, segera buang dari pikiran kita.

Karena itu ibarat sampah yang akan terus membusuk dan merusak pikiran dan mental kita.

Biasakanlah mendisiplin pikiran kita untuk hanya memikirkan hal-hal yang benar, yang indah, kebaikan dan keunggulan dalam diri orang lain, hal-hal baik dalam hidup yang membuat kita mengucap syukur.

Dengan melakukan 3 hal diatas, kita dapat mulai memunculkan respon yang akurat dalam diri kita dan menikmati hal-hal di bawah ini :

  • Hidup kita selalu memiliki sudut pandang positif
  • Mampu berbesar hati dalam menerima kekurangan maupun kelebihan orang lain.
  • Pribadi yang terbuka terhadap koreksi.
  • Pribadi yang memiliki kebesaran jiwa, tidak mudah tersinggung dan mudah memaafkan.
  • Pribadi yang komunikatif, mampu berkomunikasi secara sehat bahkan dengan kelompok oposisi/pengkritik.
  • Bebas dari konflik batin.
  • Membawa energi positif bagi orang-orang sekeliling.

Semoga bermanfaat.

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *