Setiap kita pasti pernah mengalami tantangan atau cobaan hidup yang sangat berat, seakan tidak ada jalan keluar dan kita pun ingin menyerah dengan keadaan.
Dalam keadaan terjepit, biasanya kita hanya akan memunculkan 2 respon yakni BERSERAH atau MENYERAH. Walaupun kedua kata ini berasal dari kata yang sama, tapi ternyata maknanya sangat berbeda, dan kita sering salah mengartikan tindakan berserah, padahal justru kita sedang menyerah dengan keadaan.
Lalu apa ya perbedaan antara berserah dengan menyerah ? Mari kita bahas dengan lebih mendalam..
BERSERAH : Sifatnya Aktif
Orang yang berserah tidak akan pasrah dengan kondisi ataupun orang-orang yang ada di sekitarnya. Tetapi Ia punya keyakinan teguh bahwa seburuk apapun situasi yang sedang dihadapi, ini semua akan segera berlalu.
Orang yang berserah memiliki keyakinan yang kuat di dalam dirinya bahwa segala sesuatu yang terjadi, itu pastinya mendatangkan kebaikan baginya.
Baca juga : Ciri-ciri orang aktif dan produktif.
MENYERAH : Sifatnya Pasif
Sifat orang yang menyerah akan selalu pasrah dengan orang-orang ataupun kondisi yang sedang dialaminya. Ia merasa bahwa situasi yang sedang ia hadapi ini adalah masalah yang paling berat di antara masalah-masalah yang dihadapi oleh orang lain.
Sehingga baginya tidak ada jalan lain selain meninggalkan atau melarikan diri dari masalah yang ada tanpa ada penyelesaian.
BERSERAH : Mengandalkan Tuhan
Saat menghadapi masalah yang tidak bisa dihadapi sendiri, orang yang berserah akan cenderung ‘lari’ atau mendekatkan diri kepada Sang Maha Kuasa. Orang itu menyadari bahwa tanpa Tuhan ia tidak bisa melakukan apa-apa karena kekuatan yang sejati hanyalah berasal dari padaNya.
Ia juga mengerti bahwa ide atau kreativitas dan hikmat bagi jalan keluar dari segala permasalahan hanya ada di dalam Tuhan.
MENYERAH : Menganggap Tuhan tidak adil
Orang yang menyerah akan mulai merasa kecewa dengan Tuhan karena ia menganggap peristiwa ini seharusnya tidak terjadi padanya. Pada akhirnya ia berkata bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah ‘NASIB’.
Padahal sesungguhnya perubahan itu tidak terjadi dikarenakan dirinya tidak mau membuka diri alami perubahan serta pasrah dan menyerah dengan keadaan.
ia pun akan mulai membanding-bandingkan hidupnya dengan kebahagiaan hidup orang lain, padahal kebahagiaan dan kesuksesan yang ia lihat hanyalah “permukaan” saja, tanpa mau untuk melihat lebih dalam setiap Proses kehidupan yang orang lain lewati sebelum mencapai semua itu.
BERSERAH : Selalu ada ucapan syukur dalam batin
Orang yang berserah akan selalu mengalirkan ucapan syukur, baik dari dalam hatinya maupun dari ucapannya. Dalam menghadapi masalah, ia akan selalu dapat melihat sisi positif (the brightside) dan mengambil hikmah dari keadaan tersebut.
Bukan berarti orang ini menyangkal sesuatu yang buruk (denial), tetapi ia percaya bahwa seberat apapun masalah yang menekannya, Tuhan selalu baik dan akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya.
Sudut pandang yang berbeda tersebut membuat dirinya mampu keluar dari posisi yang ditekan oleh masalah, menjadi posisi yang berkemenangan di atas masalah.
MENYERAH : Sering mengeluarkan energi dan perkataan negatif.
Orang yang menyerah dengan keadaan akan selalu cenderung mengeluh, ngomel, dan mengeluarkan kata-kata yang negatif dibandingkan ucapan syukur. . Hal ini disebabkan karena perasaan negatif serta konflik batin yang terus menekan dan tidak tertanggulangi.
Masalah tidak selesai dan justru ditambah masalah baru yaitu kondisi hati yang tidak karuan, penuh dengan luka dan konflik batin.
Baca juga : 10 Ciri orang yang hatinya sedang terluka.
BERSERAH : Mengikuti Tuntunan Hati Nurani
Tuhan telah memberikan hati nurani pada setiap manusia yang berfungsi layaknya “GPS” yang dapat menuntunnya tetap berjalan di dalam jalan kebenaran, berdasarkan nilai-nilai yang murni dan luhur.
Orang yang berserah akan selalu mengikuti tuntunan hati nuraninya, dan bukan ego, emosi atau perasaannya. Tuntunan hati nurani itu membuat dia selalu dapat mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana.
Seringkali Tuhan juga berbicara kepada seseorang melalui hati nurani yang ia miliki. Karena itu pastikan kita sebagai insan manusia selalu dengar-dengaran dengan suara hati nurani kita.
Baca juga : Pentingnya mendengar suara hati nurani.
MENYERAH : Kehilangan Tuntunan Hati Nurani
Dalam posisi ditekan masalah, orang yang menyerah tidak lagi peduli kepada tuntunan hati nuraninya. Sikapnya pasif dan pasrah sehingga ia akan berdiam diri dan tidak melakukan apapun bagi perubahan dan kemajuan kehidupannya.
Orang bijak sering mengatakan : “Emosi dan perasaan adalah tuan yang sangat buruk.” Artinya, jika kita menyerahkan kendali kehidupan kita kepada emosi, maka hanya keputusan-keputusan yang salah yang akan cenderung kita ambil, dan disesali di kemudian hari.
BERSERAH : Do The Best & Never Give Up (OPTIMIS)
Orang yang berserah akan selalu memberikan kemampuannya yang terbaik, segala sesuatu yang dapat ia lakukan dalam menghadapi persoalan yang sedang ia hadapi. Lakukan yang terbaik dan biarkan Tuhan yang melakukan “bagian”-Nya.
Jika ia gagal, ia tidak akan menyerah namun justru membangkitkan kembali semangatnya dan terus berpikiran positif. Kejatuhan tidak akan membuatnya berhenti, tetapi justru membuatnya bangkit lebih kuat (Stronger than before!!)
Ia yakin bahwa orang yang berserah dan mengandalkan Tuhan, akan selalu mendapatkan jalan keluar tepat pada waktunya.
MENYERAH : Takut Mencoba Hal yang Baru (PESIMIS)
Orang yang menyerah akan berhenti ketika menemui tembok penghalang ataupun kegagalan. Gagal 1x, artinya akhir bagi dirinya.
Ia akan ragu melakukan hal yang baru dan pesimis menghadapi masa depan. Suara yang selalu memenuhi benaknya hanylah “Gagal…, GAGAL,,, dan AKAN SELALU GAGAL…”
Pastikan pilihanmu benar.
Ingatlah prinsip ini :
Berserah maupun menyerah, semua tergantung keputusan kita.
Keputusan untuk menyerah ataupun menyerah ditentukan oleh diri kita sendiri. Tidak ada satu pribadi, bahkan Tuhan sendiri pun yang dapat memaksa kita untuk berserah dan bangkit dari keadaan.
Karena itu pastikanlah keputusan kita benar, jangan pernah menyerah tapi selalu berserah kepada Tuhan! Semangatt !