Pada artikel sebelumnya, Indonesiaone telah membahas tentang 2 mentalitas seseorang saat menghadapi masalah. Tentunya kita ingin untuk selalu memiliki mentalitas pemenang dan menyingkirkan mentalitas pecundang dari hidup kita.
Mentalitas pecundang seringkali telah menjadi “bawaan” seseorang akibat pembentukan lingkungan sejak kecil, tetapi bagaimanapun juga ada cara untuk mengubah sifat bawaan tersebut, dan untuk itu dibutuhkan ketekunan.
Pada dasarnya Tuhan sudah menciptakan manusia sempurna, dan tidak pernah diciptakan menjadi pecundang. Tuhan telah memperlengkapi dengan survival ability – kemampuan untuk bertahan dan menang atas setiap tantangan.
Perhatikan saja anak bayi yang sedang belajar berjalan. TIdak pernah ada anak bayi yang mogok jalan setelah beberapa kali terjatuh. Itu menandakan bahwa pada dasarnya sifat pantang menyerah sudah ada di diri setiap manusia.
Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah menyadari bahwa keberadaan kita yang pesimis ini adalah sesuatu yang tidak wajar. Sama seperti seseorang yang sakit baru akan bisa disembuhkan jika ia menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan butuh pengobatan.
Hal kedua yang dapat kita lakukan adalah mencari sesuatu atau seseorang yang dapat memberikan input positif dalam hidup kita, membangun rasa percaya diri dan mentalitas seorang pemenang dalam diri kita.
Itulah sebabnya saat ini banyak pembicara motivasional, karena seringkali orang-orang tertentu membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang lain untuk membuka wawasan dan konsep pikirnya, sehingga ia bisa melangkah keluar dari keterpurukan.
Ketika kita telah menemukan input positif tersebut, belajarlah untuk mulai mengucapkan input positif tersebut dan membayangkan hal itu sudah terjadi dalam diri kita.
Misalnya : Kita menerima input positif bahwa kita mampu mempelajari Fisika dengan mudah, bayangkan kita sedang belajar Fisika dan dapat memahami dengan mudah, bahkan kemudian bisa mengajari orang lain tentang Fisika.
Dengan melakukan dua hal ini ( afirmasi dan imajinasi), tanpa sadar kita sedang mengedit ulang Alam bawah sadar dalam pikiran kita, sehingga batasan-batasan mentalitas yang selama ini menghalangi kita mulai tersingkir satu per satu.
Interaksi dengan orang bermental pecundang
Bagaimana kita ada di posisi yang harus berinteraksi dengan orang-orang dengan mentalitas pecundang?
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah bersabar.
Reaksi negatif seperti mengomel dan kesal hanya akan membuat orang itu menarik diri dan kembali ke “tempat persembunyiannya” dalam goa kepesimisan.
Ingat, kita bukan “memahami dan menerima apa adanya” keberadaannya, tetapi belajar bersabar dan mendorong dia untuk mengalami perubahan.
Hal kedua yang perlu kita lakukan adalah berusaha untuk diterima oleh orang tersebut, agar kita dapat memberikan input-input positif ke dalam hidupnya.
Setiap ada kesempatan, ucapkanlah kata-kata positif, yang membangun dan membesarkan hati, Mulailah dari hal yang simpel dan sederhana. Perlahan tapi pasti orang tersebut akan mulai tumbuh percaya diri yang meningkat secara bertahap.