Sikut sikutan di tempat kerja

Bagikan Artikel ini :

Persaingan di dalam dunia kerja adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, karena pada umumnya kita bekerja bersama-sama dengan orang lain. 

Walaupun kita telah memiliki tim kerja yang solid, persaingan akan selalu ada, karena kita tentu memiliki kompetitor di bidang pekerjaan kita. 

Selama kita menyingkapinya dengan positif, persaingan justru akan mendorong kita naik ke puncak potensi kita.

Penting untuk diingat bahwa kita harus selalu memperhatikan batasan etika kerja dalam berkompetisi. Persaingan yang sehat adalah bersaing mengungguli pesaing kita, dan bukan menjatuhkan serta menghancurkan mereka. Begitu juga persaingan dalam satu tim kerja akan menjadi sehat jika tidak saling menjatuhkan. Persaingan tidak sehat antar anggota tim hanya akan menggerogoti dan menghancurkan kinerja perusahaan.

Bagaimana jika di tempat kerja persaingan tidak sehat ?

Penting untuk kita selalu memiliki sudut pandang yang bersih sehingga kita tidak ikut-ikutan tercemar. Dengan memiliki sudut pandang yang tetap murni, kita dapat mengubah rencana jahat atau licik dari pesaing menjadi energi penggerak bagi diri kita. Hal itu tidak menjadi batu sandungan tapi justru menjadi batu loncatan.

Saat kita terpancing untuk bereaksi atas rencana jahat pesaing dan mengikuti caranya, yang terjadi adalah kehancuran. Ibarat pepatah berkata gajah berkelahi melawan gajah, pelanduk mati di tengah2. 

Tidak adakan ada yg diuntungkan, kedua pihak justru dirugikan. Sekalipun kita berhasil menyingkirkan pesaing kita, sekali waktu pun kita dapat menuainya. Siapa menabur kejahatan akan menuai akibatnya.

Tidak perlu juga terpancing dengan orang orang yang “menjilat” atasan untuk memperoleh promosi yang instan, karena mereka seringkali hanya memiliki kemampuan untuk melobi pemimpin, menyukakan hati pemimpin, namun tanpa hasil kerja sama sekali. Karena pada akhirnya, hasil kerja akan berbicara lebih nyaring dari omongan siapapun juga. Jika kita mengikuti cara-cara mereka dalam “menjilat” pemimpin, itu sama saja kita menurunkan standar kerja yang kita miliki dan menjadi kosong sama seperti mereka.

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *