Cara menghadapi mertua cerewet

Cara menghadapi mertua yang cerewet dan ikut campur

Bagikan Artikel ini :

Ada banyak orang yang bilang kalau kehidupan rumah tangga itu harusnya seperti “surga”, itu memang idealnya. Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa dalam setiap rumah tangga sering ada berbagai gangguan dari pihak luar, termasuk mertua sendiri. Banyak pasangan suami-istri yang harus memutar otak, gimana sih cara menghadapi mertua yang cerewet dan suka ikut campur urusan rumah tangga? Mau marah, segan, tapi kalau dibiarin juga ga baik.

Baca juga : 4 Aspek Keretakan rumah tangga

Memang dalam sebuah pernikahan, tidak hanya menyatukan 2 insan saja, tetapi juga menggabungkan dua keluarga dari latar belakang yang berbeda, menjadi sebuah keluarga besar. Dalam proses tersebut itulah kita sering mendapati adanya perbedaan yang berujung perdebatan dengan pihak keluarga, khususnya mertua. Jika kita tidak memberikan respon yang tepat, maka lambat laun hubungan kita akan semakin runyam dan rusak, dan hal ini sangat tidak sehat dan membahayakan hubungan kita dengan pasangan.

Lalu, bagaimana cara kita meresponi orangtua, mertua, atau bahkan calon mertua yang berbeda pendapat dengan tepat agar hubungan kita selalu harmonis ?

1. Sikap hati yang penuh hormat.

Cara menghadapi mertua cerewet
Sikap hati penuh hormat dan respect

Ini adalah yang pertama dan terpenting : sikap hati yang hormat.

Ketika kita sejak awal memiliki niat untuk selalu menjaga sikap hati yang penuh hormat kepada mertua (yang sebenarnya juga adalah orangtua kita), maka sebesar apapun perbedaan yang terjadi tidak akan menimbulkan konflik yang hebat. Bahkan terkadang, bisa saja tanpa kita sadari masalahnya sebenarnya justru ada di hati kita yang telah memiliki ganjalan kepada sang mertua, sehingga apa saja yang ia lakukan akan selalu salah di mata kita.

Sikap hati yang akurat dan respect terhadap sang mertua, akan membuka jalan komunikasi tetap terbuka lebar. Karena itu, tidak perduli anggapan kita betapa “menyebalkan” orangtua ataupun mertua kita, pastikan kita terus menjagai sudut pandang yang positif serta hati yang hormat kepada mereka.

2. Bangun komunikasi yang sehat dan terbuka : jadilah pendengar yang baik.

Ketika kita telah memiliki sikap hati yang benar, maka langkah selanjutnya adalah membangun komunikasi yang sehat dan terbuka dengan orangtua atau mertua.

Jangan menunggu konflik atau masalah terjadi dan barulah kita membangun komunikasi dengan mertua, seringkali itu semua sudah terlambat. Ketika hubungan sedang “adem”, Luangkan waktu untuk berbincang ringan dan terbuka dengan mereka.

Pada dasarnya seorang orangtua ingin sekali untuk didengarkan. Maka dari itu kita harus menjadi pendengar yang baik. Ambil kesempatan di tengah-tengah percakapan yang ada untuk juga bisa membagikan value dan nilai yang sedang kita bangun dalam keluarga kita. Pastikan sebagai yang lebih muda, kita tetap sopan dalam mengoreksi ataupun menyanggah jika ada perbedaan prinsip dengan orangtua atau mertua kita, dan jangan potong pembicaraan saat mereka sedang berbicara. Bagaimanapun juga, mereka adalah orangtua yang telah memiliki lebih banyak pengalaman hidup yang juga dapat menjadi bekal penting bagi perjalanan hidup kita, jika kita mau membuka hati mendengarkan nasihat dan cerita pengalaman mereka.

3. Berkata-kata dengan hikmat.

Cara menghadapi mertua yang ikut campur
Komunikasi yang sehat dan terbuka

Orangtua pastinya memiliki pengalaman hidup yang lebih dan mereka akan terus memberikan nasihat demi nasihat kepada kita.

Namun ingatlah : semua keputusan kembali lagi ada di tangan pasangan yang bersangkutan. Pastikan kita menjadi tim yang solid dengan pasangan kita, dan memiliki kesepakatan terhadap nilai-nilai dalam keluarga kita. Sehingga, walaupun ada perbedaan sudut pandang dengan orangtua atau mertua, kita dan pasangan kita kompak untuk menyatakan nilai-nilai dalam keluarga yang sedang kita bangun.

Pastikan saja, kita tetap menggunakan hikmat untuk berkata-kata dengan para orangtua. Kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat serta intonasi suara akan sangat berpengaruh : dapat menyulut pertengkaran atau sebaliknya meredam perdebatan. Karena itu pastikan kita memilih kata-kata yang tepat dan juga intonasi suara yang tepat.

Baca juga : Cara berkomunikasi yang baik (Lengkap!)

Itulah beberapa tips cara menghadapi mertua yang cerewet dan suka ikut campur , agar hubungan kita tetap harmonis dengan orangtua, mertua ataupun calon mertua. Semoga tips-tips ini dapat bermanfaat ya..

Penulis : (so)

Bagikan Artikel ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *